Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah pelemahan harga batubara, prospek PT United Tractors Tbk (UNTR) dinilai masih menarik. Salah satu pendorongnya ekspektasi penurunan suku bunga Amerika Serikat (AS) yang akan mendongkrak permintaan batubara.
Analis Pilarmas Investindo Sekuritas Arinda Izzaty memperkirakan setidaknya hingga Maret 2024 harga batubara tetap terjaga. Hal ini didasari oleh meningkatnya permintaan akibat terjadinya winter season di negara-negara bagian utara seperti Tiongkok dan Eropa.
Walaupun memang, secara jangka panjang permintaan batubara di Eropa akan menurun karena komitmen Eropa untuk mengganti sumber energi untuk menyuplai listrik menggunakan gas alam. Di sisi lain, permintaan di Tiongkok juga mulai menurun meskipun tidak signifikan akibat meningkatnya produksi batu bara di Tiongkok.
Untuk jangka pendek, pada tahun 2024 kinerja UNTR diperkirakan tetap meningkat kendati terbatas. Salah satu pendukungnya apabila tingkat suku bunga AS turun.
Menurut Arinda, hal itu dapat mendongkrak permintaan kebutuhan listrik industri yang juga dapat meningkatkan permintaan batubara baik di dalam negeri maupun secara global. "Hal ini tidak lepas dari murahnya harga batu bara dibandingkan sumber energi yang lainnya," ujarnya kepada Kontan.co.id, Kamis (11/1).
Baca Juga: Kinerja United Tractors (UNTR) Diprediksi Turun Di 2024, Simak Rekomendasi Sahamnya
Head of Research Ciptadana Sekuritas Asia Arief Budiman juga memandang positif outlook UNTR di 2024. Meskipun ia memandang kinerja UNTUR di 2024 akan lebih lemah.
Hal ini juga merujuk pada penurunan target dari manajemen UNTR untuk kinerja 2024. Manajemen UNTR menetapkan volume alat berat yang lebih rendah sebesar 3.800-4.000 unit atau turun 25% YoY.
Ini seiring dengan lesunya harga komoditas dan ketidakpastian tahun pemilu. Lalu backlog pesanan untuk alat berat kecil-menengah dan besar telah dinormalisasi menjadi 1-3 bulan dan 5-6 bulan.
Namun untuk produksi batubara Pama ditargetkan sebesar 137 juta ton atau tumbuh 5% YoY dan overburden removal sebesar 1,2 bcm, naik 9% YoY. Penjualan dari konsesi pertambangan batubara (TTA) sebanyak 12 juta ton dan penjualan emas sebesar 235.000 ons, termasuk 21.000 ons dari Martabe dan tambahan 25.000 ons dari tambang SJR yang baru.
"Hal ini membuat perkiraan laba bersih 2024 kami turun 9% menjadi 16,87 triliun," paparnya. Sebelumnya, Ciptadana Sekuritas Asia memproyeksikan laba bersih UNTR sebesar Rp 18,82 triliun.
Terlepas dari hal itu, Arief menilai prospek UNTR masih tetap menarik. Ini mengingat potensi upside yang cukup menarik dan estimasi yield dividend yang mencapai 9,2%.
Apalagi, Arief melihat neraca UNTR tetap kuat dengan posisi kas bersih sebesar Rp 28 triliun, yang diyakini akan mendukung akuisisi lebih lanjut di bisnis non-batubara (nikel dan emas) dan bisnis energi terbarukan serta menjadi katalisator untuk re-rating.
Arief pun mempertahankan rating buy saham UNTR dengan merevisi turun target harga menjadi Rp 27.000 dari sebelumnya Rp 30.250.
Adapun Pilarmas Investindo juga memberikan rekomendasi buy saham UNTR dengan target jangka panjang di Rp 28.275.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News