Reporter: Kenia Intan | Editor: Handoyo .
Selain itu, kebijakan China untuk mendorong aktivitas ekonomi dengan melonggarkan batas kredit dinilai mulai berhasil. Pertumbuhan ekonomi China berhasil tumbuh 6,1% di periode tahun 2019. Di kuartal IV 2019, China mencatatkan pertumbuhan hingga 6%
Meskipun katalis positif masih mewarnai pekan depan, pasar masih mewaspadai beberapa hal. Di antaranya, kesepakatan fase satu antara Amerika Serikat dan China yang dinilai rapuh karena masih banyak hal teknis yang perlu dibicarakan. Pasar juga perlu mewaspadai memanasnya kondisi politik antara Amerika Serikat dan Iran.
"Pasar menanti langkah sanksi baru apa yang diumumkan AS kepada Iran terkait pengayaan uranium dan tudingan Teheran sengaja menyerang fasilitas AS di Irak," katanya. Di samping itu, Inggris, Perancis dan Jerman secara resmi menuduh Iran melanggar perjanjian nuklir yang disepakati tahun 2015.
Hans Kwee melanjutkan, diperkirakan ekspektasi keuntungan perusahaan menurun pada periode pelaporan kali ini. FactSet memprediksi laba S&P 500 berpeluang turun 2% pada kuartal IV secara year-over-year.
Baca Juga: Investor asing cetak net buy Rp 2,71 triliun di tengah penurunan IHSG
Sementara, analis memperkirakan laba emiten pada indeks S&P 500 berpeluang turun lebih dalam hingga 0.8 % pada kuartal IV, tetapi analis masih optimistis akan terjadi kenaikan laba 5,8% pada kuartal I 2020.
Dari berbagai sentimen yang mewarnai, Hans Kwee melihat IHSG berpeluang konsolidasi melemah. "Pekan ini dengan support di level 6.255 sampai 6.218 dan resistance di level 6.300 sampai 6.348. Pelaku pasar direkomendasikan SOS ketika pasar menguat," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News