Reporter: Dian Sari Pertiwi | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat tiga hari berturut-turut dalam perdagangan pekan lalu. IHSG berhasil bertengger di posisi 5.989,13. Ada tiga sektor yang menopang laju IHSG di antaranya sektor perbankan, sektor konsumer, serta pertambangan.
Di sektor perbankan BBCA, BBRI, BBNI, BMRI dan BDMN mengerek laju IHSG, disusul oleh sektor konsumer seperti HMSP, GGRM, ICBP juga MYOR dan sektor pertambangan seperti ADRO dan BYAN.
Emiten berkapitalisasi besar lainnya seperti TLKM juga mengerek laju IHSG. Di sisi lain, emiten sektor lain juga tak mau ketinggalan. Ada sektor industri dasar seperti TPIA dan CPIN juga ikut meramaikan penguatan IHSG pekan lalu.
Analis Binaartha Parama Sekuritas, Muhammad Nafan Aji menilai pasar mendapat angin segar dari sentimen domestik. “Pemerintah berhasil menjaga tingkat kestabilan fundamental makro ekonomi sehingga memberikan efek positif terhadap emiten untuk meningkatkan kinerja fundamentalnya,” ujar Nafan, Sabtu (28/7).
Di sektor perbankan, rata-rata emiten membukukan kenaikan laba bersih di atas 20%. Sementara kenaikan indeks keyakinan konsumen turut mengerek emiten-emiten di sektor konsumer.
Berdasarkan survei konsumen Bank Indonesia, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Juni 2018 menjadi 128,1, lebih tinggi dari bulan sebelumnya sebesar 125,1. “Pemerintah juga mendukung lewat kebijakan yang dapat mendorong stimulus konsumsi,” kata Nafan.
Kepala Riset Koneksi Kapital Alfred Nainggolan mengatakan, selain kinerja laporan keuangan dan kondisi makro ekonomi domestik yang positif menjadi bahan bakar pergerakan IHSG pekan lalu.
“Rupiah sudah sempat naik, ini mungkin reaksi dari lelang surat berharga Bank Indonesia membawa confindent terhadap rupiah kita,” kata Alfred, Jumat (27/7).
Stabilitas rupiah membuat pasar meyerap hasil rilis laporan keuangan di semester kedua lebih positif. Alfred menuturkan, jika kondisi rupiah terus stabil dan kondisi makro ekonomi positif dengan asumsi pertumbuhan 5,2% hingga 5,3% IHSG berpeluang terus mengalami penguatan.
Dus, saham-saham berkapitalisasi besar punya prospek positif. Alfred bilang, investor dapat mencermati saham-saham di sektor pertambangan dan konstruksi. “Karena fundamentalnya masih bisa berikan hasil yang bagus, selain itu ke depan mereka cenderung makin agresif,” ujar Alfred.
Di sektor konstruksi Alfred menjagokan WSKT, sementara di sektor perbankan BMRI jadi pilihan Alfred karena valuasinya lebih murah dan mencatatkan kenaikan kinerja keuangan.
Dia menambahkan, selain emiten-emiten berkapitalisasi besar, investor perlu berhati-hati jika ingin ikut mengoleksi sahamnya di tengah tren kenaikan saat ini tanpa melihat kondisi fundamental perusahaan.
Sektor keuangan juga jadi jagoan Nafan. Sebab, tumbuhnya keyakinan konsumen bisa memicu pertumbuhan kredit di sisa akhir semester tahun ini meskipun ada kenaikan tingkat suku bunga acuan Bank Indonesia.
Di sektor perbankan Nafan menjagokan BBCA dan BBRI dengan target harga masing-masing 24.425 dan 3.480. Sementara di sektor pertambangan, ADRO bisa jadi pilihan dengan target harga 2.435.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News