Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Tendi Mahadi
Adapun jika Presiden Donald Trump kembali terpilih ke depan, bakal memberikan sedikit ruang bagi indeks dollar AS rebound sesaat. Itu karena, ketidakpastian bakal meningkat, dengan kemungkinan perang dagang dengan China dan Uni Eriopa masih akan berlanjut.
Namun, untuk jangka panjang, Alwi memperkirakan indeks dollar AS masih akan tertekan, dengan rentang harga di US$ 88,15 hingga US$ 103,80. Menurutnya, baik Biden ataupun Trump yang menang, stimulus tetap akan digelontorkan untuk menyelamatkan ekonomi AS. Alhasil, hadirnya stimulus bakal menekan indeks dollar AS dan pamornya sebagai safe haven bakal pudar.
Baca Juga: Rupiah di kurs tengah BI menguat 0,27% ke Rp 14.697 per dolar AS pada Senin (26/10)
Di sisi lain sentimen Covid-19 masih berkembang di AS, bahkan semakin marak. Itu terbukti saat data pekan lalu menunjukkan bahwa AS kembali menembus level penambahan kasus harian hingga 83.000. Kendornya penangan kasus tersebut, sekaligus menimbulkan untrust terhadap pemerintah Donald Trump, disertai data non farm payroll (NFP) yang masih lesu.
"Sell on strength bisa dipilih untuk indeks dollar AS, lantaran tren harga yang bearish dan besarnya peluang Biden terpilih pada Pilpres tahun ini. Jadi siapapun yang menang, trennya tetap bearish," tandasnya.
Selanjutnya: Simak prediksi pergerakan rupiah di pekan ini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News