Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak sempat anjlok ke level US$ 57 per barel pada Rabu (29/5). Analis Monex Investindo Futures Ahmad Yudiawan mengatakan harga minyak saat ini secara teknikal mulai berbalik arah karena sudah sempat berada di titik pelemahannya, tapi butuh sampai ke US$ 60,60 per barel biar bisa melanjutkan tren penguatan.
Mengutip Bloomberg, Kamis (30/5) pukul 12.40 WIB harga minyak jenis west texas intermediate (WTI) untuk pengiriman Juli 2019 di New York Mercantile Exchange ada di US$ 59,20 per barel, naik 0,66% dibanding harga penutupan kemarin di level US$ 58,81 per barel.
Yudi menilai sentimen pasar cenderung melihat pemangkasan produksi minyak oleh Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) masih berlanjut dan membuat harga minyak naik. Bahkan meski akan berakhir pada bulan depan, OPEC berencana akan melanjutkan pemangkasan pasokan sampai akhir tahun guna menstabilkan harga minyak.
Asal tahu saja, kemarin harga minyak melemah setelah API melaporkan kepada pasar minyak bahwa stok minyak mentah naik 2,4 juta barel untuk pekan yang berakhir pada 21 Mei. Sementara konsensus pasar berada di level penurunan 2,53 juta barel.
“Namun ketegangan perdagangan yang berpotensi melambatkan ekonomi global bisa kembali membebani harga minyak,” kata Yudi dalam analisisnya, Kamis (30/5).
Ahmad bilang harga minyak berpeluang bergerak naik menguji level resistance di US$ 59,75 per barel. Menembus level resistance tersebut berpotensi terus menopang kenaikan harga minyak menguji level resistance selanjutnya di US$ 60,35 per barel dan US$ 60,60 per barel.
Dia meramal pada perdagangan selanjutnya harga minyak bakal berkutat di level support US$ 58,50, US$ 57,90, dan US$ 57,45 per barel. Sementara level resistance antara US$ 59,75, US$ 60,35, dan US$ 60,60 per barel.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News