Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak melemah pada Rabu (29/5), mencapai titik terendah setidaknya dalam tiga bulan terakhir di level US$ 57 per barel. Mengutip Bloomberg, Rabu (29/5) pukul 19.51 WIB, harga minyak jenis west texas intermediate (WTI) untuk pengiriman Juli 2019 di New York Mercantile Exchange berada di level US$ 57,43 per barel, melemah 2,89% dibandingkan hari sebelumnya.
Analis PT Pruton Mega Berjangka, Cahyo Dewanto mengatakan, harga minyak kembali merosot karena belum jelasnya penyelesaian perang dagang Amerika Serikat (AS)-China. Apalagi setelah Presiden AS Donald Trump saat di Jepang mengatakan bahwa AS tidak siap untuk menjalin kesepakatan dagang dengan China.
Hal ini membuat kekhawatiran tentang prospek pertumbuhan ekonomi ke depan mengingat AS dan China adalah produsen sekaligus konsumen minyak terbesar di dunia dan ini akan mengganggu rantai supply and demand minyak. “Sementara itu pemangkasan produksi dan stok minyak tidak mampu untuk mendukung bullish harga minyak,” kata Cahyo kepada Kontan.co.id, Rabu (29/5).
Secara teknikal, Cahyo mengamati indikator moving average (MA) 50, MA 100, dan MA 200 berada di area jual. Begitu pula dengan relative strength index (RSI) 14 dan stochastic 9,6 yang bergerak di bawah. Kemudian indikator moving average convergance divergence (MACD) 12,26 mengindikasikan jual.
Cahyo memprediksikan, harga minyak bakal berkutat di rentang US$ 57,35-US$ 60,00 per barel, Kamis (30/5). Sementara dalam sepekan, harga minyak akan bergerak di level US$ 55,00-US$ 65,00 per barel.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News