Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Tendi Mahadi
Walaupun didominasi kebijakan politis, sentimen positif pengerek harga CPO datang dari mata uang ringgit Malaysia sendiri. Saat ini ringgit Malaysia sedang tertekan sehingga Ibrahim mengatakan alasan ini turut membantu penguatan harga CPO.
Mengingat mata uang transaksi CPO menggunakan ringgit Malaysia sehingga investor bisa bergairah untuk CPO.
Ibrahim juga bilang bahwa ada peluang dari situasi perang dagang yang berdampak positif bagi harga CPO. Mengingat, AS telah resmi memberlakukan bea impor baru per 1 September 2019 yang di dalamnya termasuk produk pertanian.
Baca Juga: Didorong sejumlah sentimen positif, harga minyak dunia berpeluang bangkit
Hal ini menyebabkan China menghentikan impor kacang kedelai dari AS. Menurut Ibrahim, kondisi ini bisa menjadi kesempatan bagi pengusaha CPO dari Indonesia dan Malaysia dapat melakukan ekspor CPO ke China. “Ini kesempatan terbaik untuk meningkatkan harga CPO,” ujar Ibrahim.
Melihat kondisi sentimen yang positif, Ibrahim bilang harga CPO bisa menguat di pekan ini. Meskipun demikian, ia berpendapat penguatannya belum sampai level tertinggi pada pekan lalu.
Ia memperkirakan harga CPO akan berada di kisaran RM 2.224 - RM 2.310 per metrik ton. “Kemungkinan cuma mendekati level tertinggi RM 2.269 dan sifatnya masih fluktuatif,” jelas Ibrahim.
Baca Juga: Sawit Sumbermas (SSMS) putar otak untuk membalikkan kerugian di semester I
Dari sisi teknikal, harga CPO juga diindikasikan mengalami penguatan. Hal ini ditunjukkan oleh 3 indikator yang menunjukkan positif seperti bollinger band dan moving average yang berada 10% di atas bollinger tengah dan stochastic yang menunjukkan 70% positif.
Sedangkan indikator RSI terlihat 60% negatif dan MACD masih wait and see.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News