kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Analis: Grup Astra berkinerja terbaik


Kamis, 09 November 2017 / 21:38 WIB
Analis: Grup Astra berkinerja terbaik


Reporter: Riska Rahman | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di antara emiten konglomerasi yang telah merilis kinerja keuangan kuartal ketiga 2017, Grup Astra disebut sebagai konglomerasi dengan kinerja terbaik di Bursa Efek Indonesia.

Analis Danareksa Sekuritas Lucky Bayu Purnomo menyebut, Astra Grup berkinerja terbaik. Konglomerasi ini punya diversifikasi bisnis yang banyak.

"Selain itu, saham-saham milik grup ini termasuk defensif, karena menyediakan produk-produk yang menyediakan kebutuhan dasar," kata Lucky, Kamis (9/11).

Misalnya, PT Astra International Tbk (ASII) melaksanakan bisnis yang menyediakan kebutuhan masyarakat terhadap kendaraan bermotor, sehingga membuat grup ini mampu memiliki kinerja baik di kuartal ketiga lalu.

Memiliki jenis bisnis yang mirip dengan Grup Astra, Grup Salim dan Grup Sinarmas pun dinilai Lucky punya kinerja yang baik sepanjang kuartal ketiga ini. Grup Sinarmas dinilai mampu menyediakan kebutuhan bahan dasar industri lewat PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk (INKP), dan diversifikasi di bidang properti lewat PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE).

Sementara, Grup Salim mampu memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap makanan lewat produk-produk yang diproduksi anak usahanya, PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) dan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP). Dus, mereka mampu mencatat pertumbuhan kinerja yang menawan.

"Grup ini pun punya umur yang cukup matang sehingga tak heran bisa terus memiliki kinerja yang cemerlang," papar Lucky.

Konglomerasi besar lain seperti Grup Djarum dinilai punya kinerja yang baik. Namun, Lucky menyarankan investor untuk menghindari dulu saham anak usaha milik keluarga Hartono ini.

"Saat ini saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) sedang dalam masa koreksi. Sedangkan untuk PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) kelihatannya belum menawarkan potensi pertumbuhan harga jelang tutup tahun, karena jenis bisnisnya yang terlalu bergantung pada sektor telekomunikasi saja," terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×