Reporter: Dede Suprayitno | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - BOGOR. PT Astra International Tbk (ASII) mematok belanja modal atau capital expenditure (capex) tahun 2018 sekitar Rp 14 triliun. Besaran capex ini, merupakan angka rata-rata yang hampir terjadi setiap tahun.
Head of Investor Relation Division PT Astra International Tbk (ASII) Tira Ardianti menyatakan, capex tersebut bersumber dari kas internal. Namun, alternatif pinjaman perbankan juga masih bisa diambil, terutama jika dibutuhkan.
"Pada saat ini kalau kita lihat periode sembilan bulan pada 2017, Astra secara konsolidasi masih net cash sebesar Rp 1,2 triliun," kata Tira usai paparan kinerja Astra Group di Cianjur, Bogor, Jawa Barat, Kamis (9/11).
Dia menambahkan, net cash Astra pada tahun sebelumnya mencapai Rp 6,2 triliun. Dana tersebut kemudian digunakan untuk investasi pada bidang energi, properti, dan infrastruktur. "Nah, nanti ke depannya seperti apa, kita lihat. Kalau kas internal mencukupi untuk beberapa proyek ya kita gunakan," kata Tira.
Jika perusahaan memutuskan menggunakan pinjaman perbankan, fasilitas tersebut sudah ada. Lantaran, giring atau debt ASII masih memiliki plafon ruang yang bisa ditingkatkan. "Tapi Astra dalam mengelola neraca hati-hati. Kalau bisa diusahakan, kami tidak berutang," katanya.
Oleh karena itu, pihaknya akan melakukan pendanaan secara fleksibel. Misalnya, seperti bila kebutuhan capex tahun depan ternyata lebih besar, maka dimungkinkan untuk ditambah. "Karena fleksibel, kami bisa merevisinya," terang Tira.
Hingga kuartal III-2017, ASII telah menyerap capex sebesar Rp 10,8 triliun. Sedangkan secara konsolidasi, capex ASII tahun ini diprediksi mencapai Rp 17 triliun.
Namun, Tira belum bisa menyampaikan target kinerja. Pasalnya, terkait dengan kebijakan perusahaan untuk tidak menyampaikan target penjualan dan laba bersih ASII setiap tahun.
Namun, sebagai gambaran, sampai kuartal III-2017 ASII telah membukukan pendapatan sebesar Rp 150,22 triliun atau naik 13,55%. Sedangkan laba bersih naik 25,82% yoy menjadi Rp 14,18 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News