kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45912,32   -14,41   -1.55%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Analis Finex Berjangka: Buy pasangan EUR/GBP


Minggu, 28 Juli 2019 / 17:40 WIB
Analis Finex Berjangka: Buy pasangan EUR/GBP


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pergerakan pasangan kurs EUR/GBP diprediksi masih akan melanjutkan kenaikan, terlihat dari indikator teknikal. Sedangkan dari sentimen fundamental, rencana Bank Sentral Eropa (ECB) untuk melonggarkan kebijakan moneternya bakal menjadi sentimen yang diperhatikan pelaku pasar.

Berdasarkan data Bloomberg pada Sabtu (27/7) tercatat pasangan kurs EUR/GBP naik ke level 0,8987, atau sebanyak 0,42% dari perdagangan sebelumnya 0,8950.

Analis Finex Berjangka Nanang Wahyudi mengatakan, potensi kenaikan EUR/GBP masih berlanjut dipicu dari faktor teknikal. Dia menjelaskan, secara harian parameter indikator seperti stochastic sudah berada di area golden cross atau berpotongan ke atas.

Baca Juga: Pasangan EUR/GBP bergerak volatil seiring pertemuan ECB

"Namun kenaikan jangka menengah harus diperkuat dari perpotongannya moving13 dan moving26. Di mana harga saat ini masih berada di bawah moving13. Indikasi berpotongan kedua moving tersebut didorong oleh penutupan harga di atas moving26 yakni 0,8980," kata Nanang kepada Kontan.co.id, Jumat (26/7).

Dilihat dari fundamental, Nanang menjelaskan terpilihnya Boris Johnson sebagai Perdana Menteri Inggris yang baru, membuat sentimen pasar khususnya pada poundsterling melemah. Hal ini dikarenakan pasar menantikan kelanjutan renegosiasi Brexit antara Johnson dan Uni Eropa.

Apalagi, kabinet pemerintahan Inggris saat ini cenderung diisi oleh tokoh-tokoh pro-brexit yang disinyalir bakal mendukung "No-Deal Brexit" pada tanggal 31 Oktober mendatang. Sehingga, mayoritas pelaku pasar tampaknya merasa kecewa terhadap reshuffle kabinet ala Johnson.

Baca Juga: Inggris punya perdana menteri baru, poundsterling menguat

Nanang mengatakan, sejumlah analis menilai komposisi kabinet di Inggris saat ini meningkatkan prospek pemilu dini di Inggris, sekaligus mendongkrak probabilitas "No-Deal Brexit".

Ditambah lagi, sempat ada pernyataan dari Boris yang dengan jelas mengungkapkan bahwa target pertama dari pemerintahannya adalah untuk meninggalkan Uni Eropa pada akhir Oktober, dengan ataupun tanpa kesepakatan apa pun.

Sedangkan dari Eropa, pergerakan EUR dinilai masih belum menentu, akibat masih belum jelasnya hasil pengumuman rapat ECB pekan lalu.




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×