kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.063   79,60   1,14%
  • KOMPAS100 1.058   17,14   1,65%
  • LQ45 832   14,49   1,77%
  • ISSI 214   1,20   0,57%
  • IDX30 424   8,21   1,97%
  • IDXHIDIV20 511   9,17   1,83%
  • IDX80 121   1,93   1,63%
  • IDXV30 125   0,74   0,60%
  • IDXQ30 141   2,48   1,78%

Analis: Buy saham BBCA dan UNTR


Minggu, 06 Agustus 2017 / 18:41 WIB
Analis: Buy saham BBCA dan UNTR


Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Segmen bisnis pertambangan dan perbankan menopang kinerja sejumlah emiten konglomerasi. Lantas, bagaimana prospeknya pada semester II ini?

David Sutyanto, analis First Asia Capital menjelaskan, kinerja apik sektor perbankan selama semester I lebih didorong oleh selisih antara suku bunga simpanan dan kredit yang masih tinggi.

"Margin mereka tampak naik karena suku bunga simpanan turun tapi suku bunga pinjaman masih tinggi," jelas David kepada KONTAN, Minggu (6/8).

Sentimen ini diprediksi masih akan berlanjut pada semester II. Namun, sentimen itu tentu juga masih ditambah dengan sentimen lain seperti meningkatnya kredit korporasi untuk proyek infrastruktur. BBCA msialnya.

Sejauh ini, kinerja BBCA masih ditopang oleh kredit konsumsi. Tapi ke depan, BBCA juga mulai mempertimbangjan untuk berpartisipasi dalam pembiayaan proyek LRT dan jalan tol. Hal ini tentuny bisa menjadi sentimen positif bagi kinerja BBCA.

Demikian pula dengan sektor batubara. Fluktuasi tentu masih ada. Namun, David yakin, pergerakan harga komoditas batubara masih cenderung lebih stabil dengan rentang pergerakan US$ 75-US$ 80 per ton hingga akhir tahun nanti.

Frederick Daniel, analis Indo Premier Sekuritas tak menampik, fluktuasi di sektor ini memang tidak bisa dihindari. Tapi, ia juga optimistis harga batubara tidak akan menembus dibawah level US$ 65 per ton.

Produksi batubara Indonesia diprediksi meningkat karena rendahnya musim hujan. Bahkan, mulai 2019 nanti pemerintah menetapkan target produksi batubara nasional 400 juta ton per tahun.

Tapi, jumlah produksi itu akan diprioritaskan untuk keperluan dalam negeri. "Hal ini tentunya positif untuk harga barubara jangka panjang mengingat 35% batubara global berasal dari Indonesia," tambah Frederick dalam riset Juli lalu.

Jika mengacu pada sentimen tersebut, Frederick menyukai saham UNTR. Ia merekoemndasikan buy UNTR dengan target harga Rp 32.000 per saham.

Rahmi Marina merekoemndasikan buy saham BBCA. Ia menetapkan target harga Rp 20.200 untuk saham tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×