kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,96   4,45   0.48%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Analis: Asing bakal terus membanjiri SBN


Senin, 22 Agustus 2016 / 20:12 WIB
Analis: Asing bakal terus membanjiri SBN


Reporter: Maggie Quesada Sukiwan | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Investor asing diprediksi akan terus membanjiri pasar obligasi pemerintah Indonesia. Head of Debt Research Danareksa Sekuritas Yudistira Slamet menduga, hingga akhir tahun 2016, bakal ada dana asing minimal Rp 10 triliun yang masuk ke pasar SBN.

Soalnya, imbal hasil yang ditawarkan SBN cukup menggiurkan. Mengacu Asian Bonds Online per 19 Agustus 2016, yield obligasi pemerintah Indonesia bertenor 10 tahun tercatat 6,81%.

Angka tersebut mengungguli yield obligasi bertenor sama milik pemerintah China 2,69%, Jepang minus 0,08%, Singapura 1,73%, serta Thailand 2,07%.

"Kalau diperhatikan, di beberapa negara besar, yield obligasi pemerintah sudah negatif terutama untuk tenor satu tahun hingga lima tahun," tukasnya.

Sentimen positif juga akan bersumber dari terbukanya ruang penurunan suku bunga Bank Indonesia (BI). Jika suku bunga BI mengecil, harga obligasi berpeluang menanjak. Kesempatan meraih kenaikan harga (capital gain) obligasi ini akan menarik minat investor.

Oleh karena itu, Yudistira menyarankan investor untuk memarkirkan dana pada obligasi negara bertenor panjang. Maklum, yield obligasi pemerintah berpotensi menyusut hingga tahun depan. Obligasi negara bertempo lama akan mengais capital gain lebih tinggi jika pasar bullish.

"Kalau bisa lebih dari 15 tahun. Sisa tahun 2016 yield turun tidak signifikan. Tahun depan yield pasti turun lagi," paparnya.

Anil Kumar, Fixed Income Fund Manager Ashmore Asset Management sepakat, investor asing akan terus berburu SBN. Selain imbal hasil yang menarik, harga obligasi negara juga berpotensi melambung.

Amunisi bersumber dari mulai terbatasnya pasokan SBN jelang akhir tahun 2016. Inflasi dalam negeri sepanjang tahun 2016 juga niscaya bakal sesuai target yang dibidik 3% - 5%. "Ekonomi kuat. Joko Widodo juga lebih kuat secara politis," katanya.

Beben mengingatkan, ada tantangan yang patut dicermati oleh pelaku pasar. Pertama, perlambatan ekonomi global. Kedua, rencana kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat (AS) alias The Fed.

Kendati peluang paling besar The Fed merealisasikan rencananya jatuh pada Desember 2016, rencana tersebut patut diamati karena berpeluang menciptakan volatilitas. "Tetap harus diwaspadai meskipun sentimennya saat ini masih mereda," ujarnya.

Dari internal, keberhasilan peraturan tax amnesty serta pergeseran menteri patut dicermati, baik oleh investor dalam negeri maupun investor asing.

Mengacu situs Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan per 19 Agustus 2016, kepemilikan asing pada Surat Berharga Negara (SBN) domestik yang dapat diperdagangkan sebanyak Rp 676,44 triliun, level tertinggi selama ini.

Porsi asing tersebut mencapai 39,46% dari total outstanding Rp 1.714,37 triliun. Angka tersebut melonjak 21,11% dari posisi akhir tahun 2015 yang tercatat Rp 558,52 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×