Reporter: Maggie Quesada Sukiwan | Editor: Yudho Winarto
Amunisi bersumber dari mulai terbatasnya pasokan SBN jelang akhir tahun 2016. Inflasi dalam negeri sepanjang tahun 2016 juga niscaya bakal sesuai target yang dibidik 3% - 5%. "Ekonomi kuat. Joko Widodo juga lebih kuat secara politis," katanya.
Beben mengingatkan, ada tantangan yang patut dicermati oleh pelaku pasar. Pertama, perlambatan ekonomi global. Kedua, rencana kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat (AS) alias The Fed.
Kendati peluang paling besar The Fed merealisasikan rencananya jatuh pada Desember 2016, rencana tersebut patut diamati karena berpeluang menciptakan volatilitas. "Tetap harus diwaspadai meskipun sentimennya saat ini masih mereda," ujarnya.
Dari internal, keberhasilan peraturan tax amnesty serta pergeseran menteri patut dicermati, baik oleh investor dalam negeri maupun investor asing.
Mengacu situs Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan per 19 Agustus 2016, kepemilikan asing pada Surat Berharga Negara (SBN) domestik yang dapat diperdagangkan sebanyak Rp 676,44 triliun, level tertinggi selama ini.
Porsi asing tersebut mencapai 39,46% dari total outstanding Rp 1.714,37 triliun. Angka tersebut melonjak 21,11% dari posisi akhir tahun 2015 yang tercatat Rp 558,52 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News