Reporter: Elisabet Lisa Listiani Putri | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Rencana PT Garuda Indonesia Tbk melepas saham salah satu anak usahanya mendekati kenyataan. Pilihan jatuh pada PT Garuda Maintenance Facility (GMF), yang bakal segera menggelar initial public offering (IPO).
Saat ini pemegang saham GIAA tengah meminta perseroan untuk melakukan berbagai upaya demi memperkuat fundamental GMF, agar aksi penjualan saham perdana sukses. "Kami harap bisa melepas sampai 20% saham, tapi ini masih menunggu aspirasi pemegang saham" kata Direktur Utama GIAA Arif Wibowo, Senin (13/2).
Yang jelas, perusahaan pelat merah ini berharap GMF dapat menggelar IPO di tahun ini. Apalagi, pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini sedang mengkilap. "Diharapkan tahun ini karena milestone terbaik untuk kami, tahun ini atau paling lambat tahun depan" tambah Arif.
Walau sudah berencana melepas saham hingga 20%, tapi GIAA belum menyebut berapa dana yang bakal didapat GMF dari aksi korporasi tersebut. Yang jelas, dana hasil IPO tersebut bakal digunakan GMF untuk melakukan pertumbuhan non organik, seperti membentuk joint venture atau mengakuisisi beberapa bengkel alias repair station lain di wilayah lain.
Pertumbuhan non organik diperlukan karena pasar GMF tidak hanya di kawasan regional saja, melainkan juga global. Untuk wilayah global, GMF sudah biasa melakukan perawatan-perawatan di berbagai negara, terutama untuk teknologi pesawat yang tersebar di Afrika.
Selain menyiapkan GMF IPO tahun ini, GIAA juga berupaya meningkatkan kinerjanya. Rencananya, tahun ini perusahaan BUMN ini bakal meningkatkan rasio available seat kilometer (ASK) sebesar 8,7%. GIAA juga mendorong traffic naik hingga6,5%.
Karena itu, tahun ini GIAA bakal kedatangan minimal sembilan pesawat baru. "Akan ada lima pesawat airbus untuk Citilink, tiga pesawat ATR dan satu pesawat boeing 737 Max," beber Arif.
Asal tahu saja, ini pertama kalinya Boeing 737 Max digunakan di Indonesia. Pesawat ini bakal dikirim di semester II-2017. Dengan adanya jenis anyar ini, GIAA berharap bisa ekspansi ke wilayah seperti China dan Timur Tengah.
Selain itu, perusahaan penerbangan ini juga akan memperkuat ekspansi domestik dengan menambah pesawat ATR. Dengan penambahan ini, GIAA berencana memperkuat pertumbuhan feeder di wilayah timur, yang berbasis di Maluku dan Papua.
Sebelumnya, Arif pernah berujar, pertumbuhan pasar di Tiongkok dan Timur Tengah masih cukup tinggi. Kapasitas dari Timur Tengah diperkirakan tumbuh 21,2%. Sementara untuk penerbangan domestik, kapasitas dari wilayah timur yang berbasis di Makasar meningkat 12,5%. Adapun wilayah barat tumbuh sebesar 9%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News