kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Anak usaha BUMN bakal IPO, ini strategi untuk investor


Minggu, 03 Februari 2019 / 21:15 WIB
Anak usaha BUMN bakal IPO, ini strategi untuk investor


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Investor berpeluang untuk mencari cuan dari anak usaha Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bakal melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun ini. Semester kedua 2019 dianggap sebagai momentum yang tepat bagi calon emiten BUMN masuk pasar modal.

Rencananya, enam anak usaha BUMN bakal melantai di bursa, di antaranya PT Pelabuhan Tanjung Priok, PT Adhi Persada Gedung, PT Adhi Commuter Properti, PT Wijaya Karya Realty (Wika Realty), PT Wika Industri dan Konstruksi, serta PT Rumah Sakit Pelni.

Analis Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan mengatakan, sebagian besar anak usaha BUMN tersebut memiliki bisnis di sektor konstruksi dan pembangunan kawasan. Sektor bisnis ini memiliki prospek positif. "Dengan ekspektasi infrastruktur masih jadi fokus pemerintah tahun ini, harusnya (prospeknya) positif," kata Valdy kepada Kontan.co.id, Minggu (3/2).

Selain itu, ada ekspektasi pasar modal bahwa nilai tukar dan suku bunga cenderung stabil tahun ini. Kedua faktor ini bisa menjadi sentimen positif bagi emiten properti. "Untuk itu, tahun ini terutama di semester II 2019, bisa dipertimbangkan untuk melaksanakan initial public offering (IPO)," kata Valdy.

Beberapa risiko bisa muncul dan mengadang rencana anak usaha BUMN untuk IPO, seperti risiko pertumbuhan ekonomi yang tidak sesuai ekspektasi. Ada juga risiko jika bank sentral Amerika Serikat (AS) mempercepat kenaikan suku bunga acuan di tahun ini. "Tapi kemungkinan IPO akan lebih ramai tahun ini, terutama di semester II nanti," kata Valdy.

Analis Trimegah Sekuritas Rovandi mengatakan, rencana anak usaha melantai di bursa memiliki prospek positif, baik untuk IHSG, calon emiten, hingga ke induk usahanya. Bahkan, langkah tersebut berdampak positif bagi kenaikan jumlah perusahaan yang menawarkan saham perdana. "Kalau investor bisa dapat sahamnya sebelum IPO akan lebih bagus, karena BUMN biasanya punya kapitalisasi pasar yang besar," kata Rovandi kepada Kontan.co.id, Minggu (3/2).

Prospek positif anak usaha BUMN melantai di bursa juga akan menular ke induk usahanya, seperti WIKA, WSKT dan emiten lainnya. Peluang bagi anak usaha BUMN melantai, diperkirakan baru akan terjadi di semester II 2019. "Ini karena, kalau Maret, April dan Mei, IHSG kecenderungan konsolidasi. Jadi kemungkinan setelah pemilu atau setelah lebaran," ungkapnya.

Dengan begitu, peluang investor untuk membidik calon emiten BUMN tersebut cukup besar di semester II 2019. Apalagi, di tahun pemilu, IHSG memiliki kecenderungan menguat dengan proyeksi akhir tahun berkisar 6.750 hingga 6.900.

Selain itu, dilihat dari kinerja sektor tahun ini, Rovandi optimistis bahwa sektor konstruksi dan properti akan menguat. Perlu diakui, dalam dua tahun sektor properti mengalami pelemahan dan sempat menyentuh level terendah. "Tapi, sekarang sudah mulai rebound.Tapi (sektor properti) akan naik lagi di kuartal III 2019," kata Rovandi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×