kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Tiga emiten ini mengantongi restu untuk membentuk holding


Sabtu, 02 Februari 2019 / 13:00 WIB
Tiga emiten ini mengantongi restu untuk membentuk holding


Reporter: Aldo Fernando, Intan Nirmala Sari, Yoliawan H | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rencana pemerintah membuat holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Infrastruktur akan segera terlaksana. Pasalnya, perusahaan yang tergabung dalam anggota holding sudah mendapat restu dari para pemegang saham.

Jumat (1/2), tiga emiten yang akan jadi anggota holding, yakni PT Adhi Karya Tbk (ADHI), PT Jasa Marga Tbk (JSMR) dan PT Waskita Karya Tbk (WSKT), menggelar rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) di Hotel Pullman, Jakarta. Agendanya adalah persetujuan perubahan anggaran dasar dalam rangka pembentukan holding BUMN.

Perubahan anggaran dasar yang dimaksud adalah penghapusan status BUMN persero menjadi perusahaan non persero. Dari hasil RUPSLB tersebut, ketiga emiten tadi telah mendapat restu dari para pemegang saham untuk agenda tersebut.

Dengan begitu, ADHI, JSMR dan WSKT nantinya akan bergabung menjadi anak perusahaan BUMN ke perusahaan induk (holding) infrastruktur yang dipimpin oleh PT Hutama Karya sebagai lead holding. Selain ketiga emiten tersebut, ada perusahaan konstruksi lain yang menjadi anggota holding yakni PT Yodya Karya dan PT Indra Karya.


Pemerintah pegang kendali


Dengan pembentukan holding ini, maka pemerintah akan mengalihkan seluruh saham Seri B milik Negara di perusahaan tersebut untuk menjadi setoran modal pada PT Hutama Karya (Persero). Pengendalian saham ini akan dituangkan dalam Peraturan Pemerintah. Namun, pemerintah akan tetap mempunyai pengendalian, baik langsung maupun tidak langsung, di ketiga emiten tersebut.

Pengendalian langsung pemerintah akan dilaksanakan melalui penguasaan satu saham Seri A Dwiwarna. Sementara, pengendalian secara tidak langsung akan dilaksanakan melalui kepemilikan 100% saham pada PT Hutama Karya, yang akan menjadi pemegang mayoritas saham Seri B pada emiten-emiten yang jadi anggota holding.

Direktur Utama Waskita I Gusti Ngurah Putra menjelaskan, semua direktur utama akan jadi anggota eksekutif untuk mengeksekusi tujuan holding tersebut. Yakni lebih efektif, efisien, dan terintergrasi, sehingga leverage lebih besar.

Selain itu, Direktur Operasi II ADHI Pundjung Setya Brata menjelaskan, dalam tiga hingga lima tahun ke depan, pembentukan holding bisa memberikan feeding konstruksi, khususnya bagi anggota holding. Dia mencontohkan, untuk proyek pembangunan tol, saat ini hanya dikelola oleh tiga perusahaan, yakni Hutama Karya, JSMR dan WSKT. Ke depan akan banyak anggota holding terlibat dalam pembangunan

Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji mengatakan, pembentukan holding infrastruktur akan meningkatkan kinerja fundamental perusahaan dalam jangka panjang. Sebab bisa membangun sinergi antarperusahaan. "Jadi saya pikir keuntungan banyak sehingga prospek akan positif bagi perusahaan," jelas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×