Reporter: Dimas Andi | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bukit Makmur Mandiri Utama (BUMA), anak usaha PT BUMA Internasional Group Tbk (DOID) resmi mencatatkan Sukuk Ijarah I BUMA 2025 senilai Rp 2 triliun di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis (27/3).
Ini merupakan Sukuk Ijarah korporasi terbesar dengan peringkat Syariah A+ dalam sembilan tahun terakhir yang turut membukukan kelebihan permintaan (oversubscribed) 1,1 kali.
Direktur BUMA Internasional Group Iwan Fuad Salim mengatakan, pihaknya berupaya melakukan diversifikasi sumber pendanaan melalui penerbitan Sukuk Ijarah. Sebelumnya, perusahaan tersebut sudah pernah menggalang pendanaan melalui obligasi rupiah konvensional, obligasi global, pinjaman bank konvensional dan syariah, hingga leasing.
Dia bersyukur Sukuk Ijarah ini berhasil oversubscribed, sehingga menandakan bahwa antusiasme investor produk-produk keuangan berbasis syariah di Indonesia begitu besar.
Pihak DOID pun mencatat, sebanyak 50% investasi yang masuk untuk Sukuk Ijarah tersebut mengarah ke tenor terpanjang atau lima tahun. Hal ini mencerminkan preferensi investor yang percaya dengan kinerja fundamental DOID, sehingga mereka mau berinvestasi secara jangka panjang pada emiten kontraktor pertambangan tersebut.
Baca Juga: Strategi BUMA Internasional (DOID) Memanen Hasil Akuisisi dari AS dan Australia
"Sebagai kontraktor jasa tambang, kami perlu berinvestasi alat berat dan harus terus meningkatkan pendapatan agar bisa membayar sukuk tersebut," ujar dia ketika ditemui di BEI, Kamis (27/3).
Sebagai informasi, Sukuk Ijarah I BUMA 2025 ditawarkan dalam tiga seri yakni, Seri A dengan jangka waktu 370 hari, Seri B dengan periode 3 tahun, dan Seri C dengan jangka waktu 5 tahun. Pembayaran imbalan ijarah dilakukan tiap tiga bulan, dimulai pada 20 Juni 2025 mendatang.
Penjamin pelaksana sukuk tersebut antara lain PT BNI Sekuritas, PT BCA Sekuritas, dan PT Sucor Sekuritas. Adapun PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk bertindak sebagai wali amanat.
Nantinya, sebanyak 50% dana Sukuk Ijarah tersebut akan dipakai sebagai belanja modal untuk mendukung kegiatan operasional Bukit Mandiri Utama. "Sisa dana sukuk ini akan dipakai untuk modal kerja," tandas dia.
Selanjutnya: Pelita Air Dukung Program Mudik Inklusi Ramah Disabilitas Kemenhub 2025
Menarik Dibaca: 13 Cara Ampuh Mengatasi Kolesterol Tinggi dengan Cepat, Coba yuk
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News