kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45906,64   6,79   0.75%
  • EMAS1.395.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.17%
  • RD.CAMPURAN 0.09%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.03%

Amman (AMMN) Masih Mendaki Usai ATH & Jadi Market Cap Terbesar Ketiga di BEI


Selasa, 28 Mei 2024 / 13:40 WIB
Amman (AMMN) Masih Mendaki Usai ATH & Jadi Market Cap Terbesar Ketiga di BEI
ILUSTRASI. Aktivitas operasional Tambang Batu Hijau oleh PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) di Kabupaten Sumbawa Barat, NTB.


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) masih sanggup mendaki. Hingga sesi I perdagangan Selasa (28/5), harga saham AMMN menguat 400 poin atau naik 3,16% ke level Rp 13.050 per saham.

AMMN sempat kembali menyentuh rekor harga tertinggi atau All Time High (ATH) di awal perdagangan saat melejit ke posisi Rp 15.000 per saham. AMMN sempat berfluktuasi dengan melemah ke level Rp 12.500 menjelang akhir sesi I, sebelum akhirnya kembali mendaki.

Secara year to date, harga saham AMMN sudah mengakumulasi penguatan 99,24%. Pada perdagangan kemarin (27/5), harga saham AMMN menempel level Auto Rejection Atas (ARA) dengan melonjak 19,91% ke posisi Rp 12.650 per saham.

Baca Juga: Cermati Saham-Saham yang Paling Banyak Dikoleksi Asing Kemarin

Jika dibandingkan dengan harga saat Initial Public Offering (IPO) sebesar Rp 1.695, maka harga saham AMMN sudah meroket 646,31%. Sekadar mengingatkan, AMMN tergolong saham anyar, yang baru melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 7 Juli 2023.

Hingga perdagangan kemarin, AMMN menggeser posisi PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) di jajaran saham dengan kapitalisasi pasar (market cap) terbesar di BEI. AMMN merangsek naik ke posisi ketiga sebagai saham dengan market cap paling jumbo, dengan nilai Rp 917 triliun. 

Dalam waktu dekat ini, AMMN akan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST). Agenda yang dijadwalkan berlangsung pada Kamis, 6 Juni 2024 ini akan membahas lima agenda.

Baca Juga: Persaingan Makin Ketat, Kapitalisasi Pasar BREN Jadi yang Terbesar di Asia Tenggara

Pertama, persetujuan laporan tahunan untuk tahun buku 2023. Kedua, penetapan penggunaan laba bersih tahun buku 2023. Ketiga, penunjukan akuntan publik dan/atau kantor akuntan publik yang akan mengaudit laporan tahun buku 2024.

Keempat, persetujuan penetapan remunerasi (gaji, honorarium dan tunjangan lainnya) bagi anggota direksi dan dewan komirasi. Kelima, penyampaian laporan realisasi penggunaan dana hasil penawaran umum perdana saham (IPO) AMMN.

Dari sisi kinerja, emiten tembaga dan emas yang terafiliasi dengan Grup Salim dan Medco ini mengantongi penjualan bersih US$ 601,55 juta hingga kuartal I-2024. Penjualan AMMN naik tipis 0,71% dibandingkan US$ 597,26 juta pada periode yang sama tahun lalu.

Secara bottom line, AMMN meraih laba bersih US$ 129,05 juta per 31 Maret 2024. Menurun 26,98% dibandingkan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk AMMN pada kuartal I-2023, yang kala itu  US$ 176,75 juta.

Baca Juga: 5 Sahamnya Kuasai 19,77% Market Cap BEI, Kekayaan Prajogo Pangestu Tembus Rp1.134 T

Presiden Direktur AMMN Alexander Ramlie mengungkapkan penurunan laba bersih tak lepas dari penurunan margin menjadi 22% dari sebelumnya 30% pada kuartal I-2023.

Hal ini disebabkan peningkatan biaya keuangan dan kewajiban bagi hasil atau IUPK PNBP, yaitu Penerimaan Negara Bukan Pajak untuk Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK). 

Pada periode yang sama, EBITDA AMMN mengalami penurunan 7% dari US$ 349 juta pada kuartal I-2023 menjadi US$ 326 juta pada kuartal I-2024. Penurunan ini disebabkan kenaikan bea ekspor dan royalti pemerintah.

Baca Juga: Cek Harga Saham PGEO, AMMN, dan BBRI yang Beda Nasib di Penutupan Bursa Kamis (25/4)

Mengawali tahun 2024, imbuh Alexander, AMMN mencapai hasil produksi yang baik sejalan dengan tingginya kadar bijih dari Fase 7. Produksi konsentrat pada kuartal I-2024 naik 28% (YoY), dengan produksi tembaga dan emas masing-masing meningkat 21% dan 34%.

"Saat ini kami sedang menuju puncak produksi Fase 7 dengan bijih berkadar tinggi, yang diperkirakan akan habis pada akhir tahun 2024. Pasca Fase 7, kami akan bertransisi menuju penambangan bijih Fase 8," ujar Alexander dalam keterangan tertulis beberapa waktu lalu.

Terkait proyek ekspansi AMMN, Alexander mengungkapkan bahwa proyek smelter melampaui target yang ditetapkan pada bulan Maret 2024. Pembangunan berjalan sesuai jadwal untuk penyelesaian konstruksi fisik pada akhir Mei 2024.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×