kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45899,85   2,25   0.25%
  • EMAS1.378.000 0,95%
  • RD.SAHAM 0.17%
  • RD.CAMPURAN 0.09%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.03%

Amman (AMMN) Masih Mendaki Usai ATH & Jadi Market Cap Terbesar Ketiga di BEI


Selasa, 28 Mei 2024 / 13:40 WIB
Amman (AMMN) Masih Mendaki Usai ATH & Jadi Market Cap Terbesar Ketiga di BEI
ILUSTRASI. Aktivitas operasional Tambang Batu Hijau oleh PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) di Kabupaten Sumbawa Barat, NTB.


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Noverius Laoli

Presiden Direktur AMMN Alexander Ramlie mengungkapkan penurunan laba bersih tak lepas dari penurunan margin menjadi 22% dari sebelumnya 30% pada kuartal I-2023.

Hal ini disebabkan peningkatan biaya keuangan dan kewajiban bagi hasil atau IUPK PNBP, yaitu Penerimaan Negara Bukan Pajak untuk Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK). 

Pada periode yang sama, EBITDA AMMN mengalami penurunan 7% dari US$ 349 juta pada kuartal I-2023 menjadi US$ 326 juta pada kuartal I-2024. Penurunan ini disebabkan kenaikan bea ekspor dan royalti pemerintah.

Baca Juga: Cek Harga Saham PGEO, AMMN, dan BBRI yang Beda Nasib di Penutupan Bursa Kamis (25/4)

Mengawali tahun 2024, imbuh Alexander, AMMN mencapai hasil produksi yang baik sejalan dengan tingginya kadar bijih dari Fase 7. Produksi konsentrat pada kuartal I-2024 naik 28% (YoY), dengan produksi tembaga dan emas masing-masing meningkat 21% dan 34%.

"Saat ini kami sedang menuju puncak produksi Fase 7 dengan bijih berkadar tinggi, yang diperkirakan akan habis pada akhir tahun 2024. Pasca Fase 7, kami akan bertransisi menuju penambangan bijih Fase 8," ujar Alexander dalam keterangan tertulis beberapa waktu lalu.

Terkait proyek ekspansi AMMN, Alexander mengungkapkan bahwa proyek smelter melampaui target yang ditetapkan pada bulan Maret 2024. Pembangunan berjalan sesuai jadwal untuk penyelesaian konstruksi fisik pada akhir Mei 2024.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×