kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.498.000   7.000   0,47%
  • USD/IDR 15.869   -34,00   -0,21%
  • IDX 7.180   -15,38   -0,21%
  • KOMPAS100 1.103   -3,42   -0,31%
  • LQ45 875   -1,81   -0,21%
  • ISSI 219   -0,87   -0,40%
  • IDX30 447   -1,42   -0,32%
  • IDXHIDIV20 538   -2,95   -0,54%
  • IDX80 127   -0,35   -0,27%
  • IDXV30 135   -0,21   -0,15%
  • IDXQ30 149   -0,54   -0,36%

Persaingan Makin Ketat, Kapitalisasi Pasar BREN Jadi yang Terbesar di Asia Tenggara


Selasa, 07 Mei 2024 / 22:14 WIB
Persaingan Makin Ketat, Kapitalisasi Pasar BREN Jadi yang Terbesar di Asia Tenggara
ILUSTRASI. Persaingan kapitalisasi pasar di jajaran atas kian sengit.


Reporter: Yuliana Hema | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Persaingan kapitalisasi pasar di jajaran atas kian sengit. PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) berhasil menduduki posisi ketiga emiten dengan kapitalisasi pasar terbesar di bursa.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), nilai kapitalisasi pasar AMMN mencapai Rp 709 triliun atau US$ 44,19 miliar. AMMN berhasil menggeser posisi PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) yang kini menduduki posisi keempat dengan kapitalisasi pasar Rp 701 triliun atau US$ 44,13 miliar.

Investment Consultant Reliance Sekuritas Reza Priyambada mengatakan rotasi yang terjadi di bursa saham akhir-akhir ini disebabkan oleh strategi investor yang mencari peluang keuntungan dari sektor selain perbankan.

Pasalnya, sektor perbankan sedang dilanda oleh sentimen negatif. Ini sehubungan dengan kecilnya pertumbuhan kinerja emiten perbankan jumbo seperti BBRI dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI).

Menurut Reza, pelemahan kinerja BBRI dan BMRI turut menyeret sektor perbankan secara keseluruhan dalam sentimen negatif. Kondisi semakin diperburuk dengan kenaikan suku bunga Bank Indonesia (BI).  

"Akhirnya membuat saham perbankan sementara waktu ini tidak terlalu menjadi rekomendasi sehingga pelaku pasar mencari sektor atau saham-saham lainnya seperti EBT atau komoditas," kata Reza kepada Kontan.co.id, Selasa (7/5).

Baca Juga: Saham Barito Renewables (BREN) Kembali Mencetak Level Tertinggi Sepanjang Masa

Sementara itu, PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) masih kokoh memimpin di posisi pertama dengan kapitalisasi pasar US$ 82,39 miliar atau Rp 1.321 triliun. Bahkan, emiten konglomerat Prajogo Pangestu ini berhasil menjadi emiten terbesar di Asia Tenggara.

Kemudian di susul oleh DBS Group Holdings Ltd asal Singapura dengan kapitalisasi pasar sebesar US$ 75,31 miliar. Masih di kawasan Asia Tenggara, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) menduduki peringkat ketiga dengan kapitalisasi pasar US$ 74,57 miliar atau Rp 1.184 triliun.

Jika dibandingkan dengan negara-negara Asia, posisi BREN masih jauh dari jajaran lima teratas. Berdasarkan riset Kontan.co.id, kapitalisasi pasar terbesar di Asia dipegang oleh Taiwan Semiconductor Manufacturing Co Ltd.

Hingga penutupan perdagangan Selasa (7/5), Taiwan Semiconductor Manufacturing Co Ltd tercatat memiliki kapitalisasi pasar sebesar U$ 629,65 miliar. Menyusul perusahaan asal Hong Kong, Tencent Holdings Ltd sebesar US$ 447,09 miliar.

Baca Juga: Geser BBRI, Amman Mineral (AMMN) Jadi Emiten Berkapitalisasi Pasar Terbesar Ketiga

Reza bilang memang agak sulit membandingkan kapitalisasi pasar emiten Indonesia dengan negara-negara maju yang ada di Asia. Pasalnya, perusahaan yang melantai merupakan emiten dengan standar internasional.

Jadi tak heran jika kapitalisasi pasarnya pun besar. Namun menurut Reza, bukan berarti emiten dalam negeri atau pasar saham Indonesia tidak menarik bagi investor asing.

"Perusahaan global sudah relatif terbatas pertumbuhannya. Sementara emiten di Indonesia masih punya potensi pertumbuhan bisnis yang sangat besar walaupun kapitalisasi pasarnya kecil," ucapnya,

Maximilianus Nico Demus, Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas menambahkan secara fundamental pasar saham Indonesia masih cukup kokoh dan kinerja para emiten juga masih menarik.

"Penguatan harga saham akan diikuti dengan penguatan kinerja dari fundamental dan kinerja emiten yang ada di Indonesia masih cukup baik untuk bisa menarik investor," kata Nico.

Baca Juga: Memilah Rekomendasi Saham Unggulan Analis Saat Capital Outflow Masih Mengalir Deras

Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta menimpali kondisi fundamental makro ekonomi domestik dalam negeri yang cukup kuat agar menarik investor asing untuk menempatkan dananya di pasar saham Indonesia.

Selain itu, Bursa Efek Indonesia (BEI) juga memiliki jumlah emiten yang cukup banyak sehingga bisa menjadi pilihan bagi investor. Dari sisi suplai, jumlah gelaran initial public offering (IPO) Indonesia juga masih terus bertumbuh.

"Tren IPO dalam negeri terus mengalami peningkatan yang progresif. Dengan jumlah emiten yang terus bertambah, maka kapitalisasi pasar Bursa Efek Indonesia juga akan ikut meningkat," jelasnya.

Adapun dari jajaran kapitalisasi pasar terbesar di Indonesia, Nafan masih belum memberikan rekomendasi pada BREN. Namun untuk AMMN dia merekomendasikan add dengan target harga di Rp 10.850.

Dia juga merekomendasikan accumulative buy BBCA dan BMRI dengan masing-masing target harga terdekat di Rp 10.000 dan Rp 6.950. Sementara itu, saham jagoan Nico jatuh pada BBCA, BMRI, BBRI, TLKM, ASII, BBNI dan AMRT.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective [Intensive Boothcamp] Financial Statement Analysis

[X]
×