Reporter: Azis Husaini | Editor: Azis Husaini
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sedang menjalankan perombakan komisaris dan direksi di emiten saham BUMN. Saat ini tercatat sekitar 35 perusahaan di Grup BUMN yang sudah listing di Bursa Efek Indonesia (BEI). Hingga saat ini ada sekitar 191 Komisaris yang sudah ditetapkan oleh Menteri BUMN Erick Thohir.
Secara umum, perubahan komisaris dan direksi di lingkungan BUMN ini juga mengubah peta penempatan posisi alumni universitas di jajaran petinggi emiten saham Grup BUMN. Hasilnya alumni sarjana strata 1 (S-1) Universitas Indonesia (UI) tercatat paling banyak mengisi jabatan komisaris di emiten saham Grup BUMN.
Baca Juga: Komisaris Bank BRI dikuasai lulusan Universitas Indonesia
Alumni UI yang memiliki asosiasi dengan nama tenar Ikatan Alumni UI (Iluni) itu menempati 29 pos komisaris di sejumlah emiten saham Grup BUMN. Beberapa nama alumni UI yang menjabat komisaris di lingkungan BUMN antara lain Rheinald Kasali (Komut TLKM).
Bahkan alumni UI menyapu bersih posisi komut di empat emiten saham bank BUMN terbesar. Mereka adalah Kartika Wirjoatmodjo (Komut BRI), Muhammad Chatib Basri (Komut Bank Mandiri), Agus Martowardojo (Komut BNI) dan Chandra Hamzah (Komut BTN).
Setelah UI, alumni S-1 Institut Teknologi Bandung (ITB) berada di peringkat kedua yang mengisi jabatan komisaris di emiten saham Grup BUMN. Tercatat sebanyak 23 orang alumni ITB menempati komisaris emiten saham di lingkungan BUMN. Salahnya adalah Archandra Tahar yang menjabat Komisaris Utama PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS).
Jika dirinci lagi, berikut ini adalah peringkat jumlah komisaris berdasarkan alumni jenjang S-1 di perguruan tinggi negeri ternama di Indonesia. Peringkat ini disusun berdasarkan data 19 Juni 2020 dari 35 emiten saham Grup BUMN yang tercatat di BEI.
Peringkat | Universitas/Institut | Jumlah |
1 | Universitas Indonesia | 29 |
2 | Institut Teknologi Bandung | 23 |
3 | Universitas Gajah Mada | 22 |
4 | Universitas Padjadjaran | 8 |
5 | Universitas Airlangga | 7 |
6 | Universitas Dipenegoro | 7 |
7 | Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta | 6 |
8 | Institut Pertanian Bogor | 6 |
9 | Institut Teknologi 10 November Surabaya | 5 |
10 | Universitas Brawijaya | 4 |
11 | Universitas Sriwijaya | 3 |
12 | Universitas Sumatera Utara | 1 |
13 | Lain-lain | 70 |
Saat ini, jumlah komisaris di emiten saham Grup BUMN mencapai 191 orang. Dengan kata lain, porsi komisaris yang dikuasi alumni UI mencapai 15,18%. Alumni ITB menguasai 12,04% porsi komisaris, sementara alumni UGM mengambil 11,51% dari total komisaris di emiten saham Grup BUMN.
Jumlah 191 Komisaris berdasarkan lulusan kampusnya itu berasal dari emiten Bank Negara Indonesia, Bank Rakyat Indonesia (BRI), BRI, BRI Syariah, Bank Tabugan Negara (BTN), Bank Mandiri, Telekomunikasi Indonesia, Krakatau Steel, Plat Timah Nusantara, Garuda Indonesia, GMF Aero Asia, Perusahaan Gas Negara, Jasa Marga.
Baca Juga: Bikin bangga! Alumni UGM borong jabatan Direksi di Bank BNI
Lalu dari Kimia Farma, Phapros Farmasi, Indofarma, Semen Indonesia, Solusi Bangun Indonesia, Semen Baturaja, Adhi Karya, Pembangunan Perumahan, PP Properti Properti, PP Presisi, Wijaya Karya, Wika Gedung, Wika Beton Precast, Waskita Karya.
Lalu, data itu juga dihimpun dari Elnusa, Asuransi Tugu Pratama, Indonesia Kendaraan Terminal, Jasa Armada Indonesia, Bukit Asam, Aneka Tambang, dan terakhir PT Timah Tbk.
Oh iya, hasil Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) memang sudah diumumkan pada April 2020. Bagi yang tidak lolos di ajang tersebut, pendaftaran masuk universitas jalur mandiri bisa jadi pilihan.
Nah, yang masih bingung menentukan universitas idaman, jejak sukses karier para alumni bisa jadi pertimbangan untuk menentukan universitas pilihan. Salah satunya dengan menelusuri jejak karier para alumni universitas yang sukses berkiprah di emiten saham BUMN ini.
TLKM dan SMGR Dirombak
Akhir pekan lalu, Menteri Erick Tohir misalnya merombak jajaran pengurusan di dua emiten BUMN. Yang dirombak oleh Menteri Erick Tohir adalah posisi komisaris dan direksi PT Telekomunikasi Indonesia (Telkom) Tbk atau TLKM, serta PT Semen Indonesia Tbk (SMGR).
Di SMGR, Menteri Erick Tohir memang hanya mengganti posisi komisaris utama. Rudiantara masuk ke sebagai Komisaris Utama (Komut) SMGR. Mantan Menteri Komunikasi dan Informatika ini menggeser posisi mantan Gubernur Jawa Timur Soekarwo dari Komut SMGR.
Baca Juga: Alumni ITB borong jabatan Komisaris di Subholding Hulu Pertamina
Posisi Direktur Utama (Dirut) SMGR tetap dijabat oleh Hendi Prio Santoso. Adapun nama-nama lain di posisi komisaris dan direksi tetap sama. Perombakan lebih besar terjadi di tubuh Telkom. Kementerian BUMN mengganti sejumlah komisaris dan direksi. Bahkan jumlah komisaris TLKM juga ditambah, dari enam menjadi sembilan orang.
Di posisi komisaris Telkom, Kementerian BUMN mencopot dua nama. Mereka yang keluar dari komisaris TLKM adalah Cahyana Ahmadjayadi dan Margiono Darsasumarja. Sebagai gantinya, lima nama baru masuk menjadi komisaris TLKM. Mereka adalah Ahmad Fikri Assegaf, Chandra Arie Setiawan, Wawan Iriawan, Alex Denni dan Rizal Mallarangeng.
Dengan demikian, komisaris TLKM bertambah gendut menjadi sembilan orang. Selain lima pendatang baru, empat nama lainnya adalah Rheinald Kasali yang tetap menjabat Komut TLKM. Nama Ismail, Marcelino Pandin serta Marsudi Wahyu Kisworo juga masih di posisi komisaris TLKM.
Adapun perombakan jajaran direksi TLKM lebih banyak lagi kena. Dari sembilan direksi TLKM yang lama, hanya tersisa dua nama. Yakni Ririek Adriansyah yang menjabat Dirut TLKM, serta Edy Witjara yang menjabat Direktur Enterprise & Business Service.
Tujuh nama baru yang mengisi direksi TLKM adalah Heri Supriadi (Direktur Keuangan), FM Venusiana (Direktur Consumer Service), Herlan Wijanarko (Direktur Network & IT Solution), Budi Setiawan Wijaya (Direktur Strategic Portfolio) Dian Rachmawan (Direktur Wholesale & International Service) serta Afriwandi (Direktur Human Capital Management).
Di antara sekian nama baru, penunjukan Muhammad Fajrin Rasyid sebagai Direktur Digital Business TLKM dianggap paling heboh. Selain tenar sebagai pendiri Bukalapak, Fadjrin masih berumur 34 tahun sehingga digolongkan sebagai milenial pertama yang ditunjuk Menteri Erick Tohir untuk posisi direksi BUMN elit sekelas TLKM.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News