kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Alasan anak usaha Grup Bakrie jual aset


Senin, 18 Februari 2013 / 06:08 WIB
Alasan anak usaha Grup Bakrie jual aset
ILUSTRASI. Ilustrasi interior apartemen.


Reporter: Narita Indrastiti, Andri Indradie, Barly Haliem, Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana

JAKARTA. Grup Bakrie telah menetapkan niat hengkang dari Bumi Plc. Namun, ada masalah lagi yang melanda, sebab Grup Bakrie harus menyediakan dana US$ 278 juta untuk membeli kembali saham (buyback) PT Bumi Resources Tbk (BUMI) milik Bumi Plc.

Pembayaran buyback harus sudah selesai sebelum Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Bumi Plc pada 21 Februari. Karena alasan tersebut, Grup Bakrie gencar mencari dana.

PT Bakrieland Development Tbk (ELTY) melalui PT Bakrie Swastika Utama dikabarkan menjual lahan di Rasuna Epicentrum. Total nilainya Rp 2,5 triliun. Selain itu ELTY juga telah menjual Bakrie Toll Road (BTR) dan Lido senilai Rp 3 triliun.

Namun Agus J Alwie, Chief Executive Officer Bakrie Swastika membantah, penjualan aset itu berhubungan dengan buyback saham BUMI. "Tak benar. Kalaupun jadi dijual, hasilnya untuk pengembangan usaha," tegas dia, beberapa waktu lalu.

Anak usaha lain, PT Bakrie Sumatra Plantations Tbk (UNSP) telah menjual lahan sawit seluas 16.000 ha pada anak usaha Sinarmas, Golden Agri Resources Ltd senilai US$ 178 juta.

UNSP juga ingin menjual perusahaan olekimia Grup Domba Mas US$ 470 juta. Namun, Andi Setianto, Investor Relation UNSP, belum mau berkomentar soal ini.

Bakrie juga ingin menjual 51% saham di PT Visi Media Asia Tbk (VIVA). Grup Bakrie menaksir valuasinya US$ 1,2 miliar - US$ 2 miliar, dengan harga minimum Rp 8 triliun.

Belum cukup, Bakrie juga dikabarkan akan menggadaikan Blok Masela yang digarap PT Energi Mega Persada, Tbk (ENRG). Kabarnya, nilai transaksi ini US$ 1,2 miliar. "Sampai sekarang belum ada rencana akuisisi aset baru ataupun penjualan aset," bantah Herwin Hidayat, Investor Relation ENRG, Jumat (15/2)

Nirwan Dermawan Bakrie, Pemilik Usaha Grup Bakrie menjelaskan, penjualan aset lebih disebabkan untuk meringankan beban keuangan masing-masing anak usaha. Sehingga ketika ada goncangan ekonomi, kondisi perusahaan tidak terganggu. "Kami hanya ingin menjadi slim and fit," tegas dia.

Reza Priyambada, Kepala Riset Trust Securities mengatakan, Bakrie harus mengambil langkah ini lantaran butuh dana segar. Namun, ia melihat, aksi mereka tidak mempengaruhi prospek emiten Grup Bakrie ke depan karena aset yang dijual kurang berkembang. "Sebenarnya, hal penting yang harus dilakukan adalah bayar utang," ujar dia. Cara itu memang paling menguntungkan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×