Sumber: KONTAN | Editor: Test Test
JAKARTA. PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk (UNSP) berupaya merampungkan akuisisi aset Grup Domba Mas (Domas) senilai Rp 2,2 triliun. Sebagai konsekuensinya, UNSP harus merestrukturisasi utang beberapa perusahaan oleokimia di bawah grup ini.
Harry M. Nadir, Direktur Keuangan UNSP, mengatakan, pihaknya terus bernegosiasi dengan para kreditur Domba Mas. Skema yang diajukan anak usaha Grup Bakrie ini adalah pembayaran cicilan pokok utang Domas Agrointi Prima, Domas Agrointi Perkasa, dan Domas Sawitinti Perdana dalam jangka lima hingga tujuh tahun. Ketiganya merupakan anak perusahaan Domba Mas.
UNSP baru akan mencicil pokok utang itu mulai tahun ketiga atau sejak perusahaan-perusahaan oleokimia itu kembali beroperasi penuh. Sedangkan bunganya akan mulai dibayar pada tahun pertama sebesar 6% per tahun. Bunga ini akan meningkat jadi 8% mulai tahun kedua dan selanjutnya. "Berapa cicilan utang pokok pertama dan selanjutnya, masih dalam pembahasan," kata Harry kepada KONTAN, pekan lalu.
Tapi, UNSP tidak mau membayar tunggakan bunga utang yang menumpuk sebelum akuisisi Domba Mas. "Kalau sama (tunggakan) bunganya bisa US$ 500 juta, dari pokok yang hanya sekitar US$ 300 juta," ujar Harry. Dalam rupiah, total utang itu sekitar Rp 3,4 triliun. Para kreditur Domba Mas adalah Bank Mandiri, Einteins International, Credit Suisse, dan Procter & Gamble International Operations Pte.
Henry Sihotang, Senior Vice President Credit Recovery II Group Bank Mandiri, membenarkan adanya pembahasan skema restrukturisasi utang itu. Dia memaklumi jika UNSP ogah membayar tunggakan bunga. "Ini demi upaya penyelamatan, karena semakin lama nilai asetnya pasti akan semakin turun," katanya, kemarin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News