kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Akuisisi dan Ekspansi, Mitratel (MTEL) Yakin Kinerja Naik 11% di Tahun 2023


Kamis, 16 Maret 2023 / 19:37 WIB
Akuisisi dan Ekspansi, Mitratel (MTEL) Yakin Kinerja Naik 11% di Tahun 2023
ILUSTRASI. Dayamitra Telekomunikasi akan menganggarkan belanja modal Rp 7 triliun


Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk akan tancap gas menambah jumlah menara dan cakupan serat optik (fiber optic) di tahun ini. Perusahaan yang kerap disebut dengan Mitratel ini telah menganggarkan belanja modal alias capital expenditure (capex) sebesar Rp 7 triliun untuk rencana tersebut. 

Dana tersebut akan digunakan emiten berkode saham MTEL untuk menambah 4.000 tenant yang dilakukan secara organik dan mengakuisisi sebanyak 1.500 tenant. Tak hanya itu, perusahaan ini juga akan membangun 13.000 km jaringan fiber optic. 

Rencana tersebut diharapkan bisa mengerek pendapatan sebesar 11% dan EBITDA naik 11% di tahun ini. Di tahun lalu, pendapatan MTEL mencapai Rp 7,73 triliun dengan EBITDA sebesar Rp 6,14 triliun. Ini artinya, pendapatan MTEL bisa mencapai Rp 8,58 triliun dengan EBITDA Rp 6,82 triliun. 

Baca Juga: Laba Naik, Dayamitra Telekomunikasi (MTEL) Berencana Membagi Dividen Rp 1,25 Triliun

"Kami percaya diri bisa mewujudkan target kinerja tersebut setelah melihat kekuatan finansial yang kami miliki," terang Direktur Utama Dayamitra Telekomunikasi, Theodorus Ardi Hartoko, Kamis (16/3). Hingga akhir Desember 2022, Mitratel memang masih memiliki kas setara kas sebesar Rp 6,34 triliun. 

Mitratel juga masih memiliki net debt to EBITDA cukup kecil yakni 1,46 kali lebih rendah dibandingkan dengan covenant bank di 5 kali. "Debt to equity kami masih di 0,45 kali dengan debt to EBITDA di 2,49 kali. Jadi kami masih sangat leluasa jika ingin menambah pendanaan secara eksternal," jelas Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk, Ian Sigit Kurniawan, Kamis (16/3) dalam acara Media Gathering Mitratel di Bali.  

Meski begitu ke depan, Mitratel mengaku akan mengutamakan penggunaan sisa dana IPO Rp 4 triliun untuk anggaran belanja modal. Perusahaan ini juga akan menggunakan kas hasil kinerja sebagai sumber belanja modal. Di akhir 2022, recurring free cash flow Rp 3,85 triliun, angka ini bertambah dari tahun 2021 sebesar Rp 3,11 triliun. 

Tak hanya dari sisi pendanaan yang kuat, Mitratel mengaku memiliki kemampuan dan sumberdaya yang cukup kuat dibanding pesaingnya. Pada tahun lalu Mitratel mencatatkan pertumbuhan jumlah menara dan tenant hasil dari pertumbuhan organik dan akuisisi. 

Baca Juga: Menilik Ekspansi Menara Emiten Telekomunikasi pada Tahun 2023

Jumlah menara Mitratel misalnya bertambah sebanyak 25,6% menjadi 35.418 menara. Kolokasi naik menjadi 16.588 dari sebelumnya 14.388. Sedangkan jumlah tenant juga bertambah menjadi 52.006 dari sebelumnya di 2021 sebanyak 42.594 tenant. Efeknya rasio tenant MTEL masih sangat luas yakni dari 1,51 kali di 2021 menjadi 1,47 kali di 2022. 

"Saat ini portofolio menara kami menjadi yang terbesar di Asia Tenggara. Keberadaan menara kami 58% ada di luar Jawa sebagai kunci pertumbuhan," kata Direktur Operasi dan Pembangunan PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk  Pratignyo Arif Budiman. Dia merinci dari total menara 20.654 menara berada di luar Jawa dengan rasio tenant 1,38 kali. Sementara jaringan menara di Jawa sebanyak 14.764 menara dengan rasio tenant 1,6 kali. 

Tak hanya ekspansi di bisnis menara. Sejak Februari 2022, perusahaan ini mulai masuk ke bisnis fiber optic. Dimana hingga kuartal II tahun 2022, Mitratel baru memiliki fiber optic sepanjang 10.629 km. Tapi pada akhir 2022, Mitratel mengakuisisi aset milik PT Sumber Cemerlang Kencana Permai dan PT Trans Indonesia Superkorindo sepanjang 6.012 km. Efeknya hingga saat ini, Mitratel mengantongi aset fiber sepanjang 16.641 km. 

"Kami juga telah berhasil mendapatkan 25.000 km pesanan fiber dari operator jaringan seluler alias mobile network operator (MNO) di tahun 2022," kata Direktur Bisnis PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk Noorhayati Candrasuci. Dia menambahkan segmen fiber optic akan menjadi penopang kinerja bagi Mitratel. Sebab dalam laporan keuangan di akhir 2022 kontribusi segmen fiber optic masih sangat kecil. 

Segmen lain yang menurut Noorhayati akan digarap adalah bisnis tower to power. Ini adalah layanan yang diberikan kepada pelanggan untuk memenuhi kebutuhan sumberdaya energi pada lokasi yang tidak terjangkau listrik PLN (grid off). 

Baca Juga: Bocoran Manajemen, Pembayaran Dividen Saham MTEL Akan Lebih Besar Dari Tahun Lalu

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×