Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) alias Mitratel mengakuisisi 997 menara telekomunikasi milik Indosat Ooredoo Hutchison atau PT Indosat Tbk (ISAT). Aksi korporasi ini diproyeksikan bisa membawa pertumbuhan pendapatan MTEL di atas rata-rata industri.
Direktur Utama Mitratel, Theodorus "Teddy" Ardi Hartoko mengungkapkan, akuisisi menara Indosat akan menambah aset dan tenant MTEL. Penambahan 997 tower memperkuat ekosistem MTEL di bisnis menara telekomunikasi, serta menciptakan nilai tambah yang lebih besar bagi operator telekomunikasi.
Ekspansi ini juga mengakselerasi peluang pertumbuhan kolokasi menara MTEL. Akuisisi ini merupakan momentum positif untuk mendapatkan ratusan aset tower dengan spesifikasi dan lokasi strategis, dalam rentang waktu yang singkat.
Baca Juga: Begini Strategi Dayamitra Telekomunikasi (MTEL) Memaksimalkan Bisnis Tahun Ini
"Ini menegaskan Mitratel adalah perusahaan penyedia menara yang independent dan dipercaya oleh operator seluler di Indonesia," kata Teddy dalam rilis, Minggu (19/2).
Teddy menambahkan, ekspansi ini melanjutkan upaya membangun ekosistem bisnis berkelanjutan MTEL. Seperti diketahui, pada tahun lalu, MTEL menggelar akuisisi menara telekomunikasi sebanyak 6.088 unit dan 6.012 kilometer fiber optic.
"Akuisisi ini merupakan usaha Mitratel untuk memantapkan posisi sebagai konsolidator infrastruktur telekomunikasi menara dan fiber utama di Indonesia," imbuh Teddy.
Baca Juga: Dayamitra Telekomunikasi (MTEL) Siapkan Capex Rp 6 Triliun Tahun Ini
Sejalan dengan akuisisi tower, MTEL menjalankan program peningkatan tenancy ratio. Melalui penyediaan konektivitas berkapasitas tinggi dengan penggelaran fiber optic dan layanan satelit, serta penyediaan daya (power to power) yang memberikan dukungan penuh kepada operator telekomunikasi.
Dengan begitu, pertumbuhan pendapatan ke depan diharapkan di atas rata-rata industri, sejalan dengan peningkatan tenancy ratio. Sehingga bisa ikut meningkatkan profitabilitas, yaitu margin EBITDA yang terdongkrak seiring peluang pertumbuhan kolokasi menara.
Secara konsolidasi, per kuartal ketiga tahun 2022, MTEL mencetak margin EBITDA sebesar 78,5%, lebih tinggi dari posisi tahun sebelumnya di level 75,7%. Sementara itu, margin EBITDA dari segmen penyewaan menara telekomunikasi tercatat sebesar 85,2%.
"Fokus Mitratel bergerak untuk meningkatkan fundamental melalui monetisasi aset. Mitratel sebagai tower provider akan terus agresif memonetisasi asetnya, sehingga membuka peluang pertumbuhan bisnis di masa mendatang," tandas Teddy.
Baca Juga: Mitratel (MTEL) akan Beli 997 Menara Indosat (ISAT), Simak Rekomendasi Sahamnya
Adapun terkait akuisisi 997 menara Indosat, transaksi diproyeksikan akan rampung pada periode kuartal pertama 2023 ini. Sebagai informasi, aksi korporasi tersebut telah diumumkan dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 15 Februari 2023.
Dalam keterbukaan informasi itu, MTEL dan Indosat telah menandatangani Perjanjian Jual Beli Bersyarat (PJBB) alias Conditional Sales Purchase Agreement (CSPA). Selain itu, kedua pihak juga menandatangani Perjanjian Sewa Induk.
Dalam PJBB, MTEL berencana membeli 997 lokasi menara dari Indosat dengan total nilai Rp 1,64 triliun. Dalam Perjanjian Sewa Induk, MTEL akan memberikan sewa kepada Indosat atas 983 lokasi menara dengan nilai sebesar 138,6 miliar per tahun untuk 10 tahun masa sewa yang tunduk pada indeksasi tahunan inflasi.
Perjanjian Sewa Induk akan berlaku efektif dan tunduk kepada penyelesaian transaksi jual beli lokasi menara sebagaimana diatur di dalam PJBB. Adapun hingga perdagangan Jum'at (17/2), harga MTEL ditutup pada posisi Rp 710 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News