kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Aksi Profit Taking Sebabkan Harga Emas Dunia Terkoreksi


Minggu, 12 Juni 2022 / 11:26 WIB
Aksi Profit Taking Sebabkan Harga Emas Dunia Terkoreksi
ILUSTRASI. Aksi Profit Taking Sebabkan Harga Emas Dunia Terkoreksi


Reporter: Aris Nurjani | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Harga emas dunia sempat melonjak tajam dimana eskalasi tensi geopolitik di Eropa Timur mendorong emas terbang tinggi dan membuat para investor mulai melakukan aksi profit taking sehingga harga emas kembali terkoreksi tajam. 

Terlebih, bank sentral di seluruh dunia sedang berusaha untuk mendinginkan harga yang melonjak tajam akibat inflasi. 

Minggu (12/6) pukul 10.20 WIB, harga emas spot naik 1,28% ke US$ 1.871,60 per ons troi. Sementara, harga emas berjangka untuk kontrak pengiriman Agustus 2022 naik 1,23% menjadi US$ 1.875,5 per ons troi.

Analis DCFX Futures Lukman Leong mengatakan pergerakan harga emas dalam tahun ini telah mencapai rekor harga di atas US$ 2000, kemudian harga emas kembali terkoreksi tajam oleh aksi profit taking dan ekspektasi kenaikan suku bunga dari the Fed

Baca Juga: Harga Emas Spot Turun ke US$1.847 karena Dolar Rebound, Data Inflasi AS Jadi Sorotan

"Namun perang di Ukraina sempat membawa harga emas kembali melambung mendekati US$ 2000, namun harga emas kembali turun setelah siklus kenaikan suku bunga The Fed dimulai," ucap Lukman kepada Kontan.co.id, Jumat (10/6). 

Lukman mengatakan harga emas pada umumnya merespons positif pada jangka inflasi, namun dengan kenaikan suku bunga The Fed yang agresif kembali menekan harga emas.

Prospek harga emas ke depan sangat ditentukan oleh keberhasilan kebijakan moneter The Fed apakah berhasil menurunkan inflasi atau tidak, dan apakah perekonomian akan terjerumus ke resesi.

"Saya melihat peluang kegagalan menurunkan inflasi ataupun resesi cukup terbuka dan akan mendukung harga emas," ujar Lukman. 

Baca Juga: Yuk Intip Rekomendasi Phillip Sekuritas Hari Ini (6/6), IHSG Dibuka Koreksi

Menurut Lukman emas berpeluang terkoreksi kembali, sementara pelaku pasar masih berkonsolidasi di tengah anjloknya saham-saham di bursa. 

Harga emas akan naik kemungkinan di kuartal IV-2022, dimana Lukman melihat akan ada pembelian emas dari investor/pelaku pasar, sebagai tindakan diversifikasi portfolio menjauh dari asset beresiko. 

Kemungkinan harga emas tidak sepenuhnya akan terkoreksi dan akan berada di kisaran US$ 1750- US$ 1800, sebelum kembali naik tinggi menuju US$ 2000 di akhir tahun atau awal tahun 2023.

Lukman mengatakan sentimen yang dapat melemahkan pergerakan harga emas berasal dari suku bunga AS, yield obligasi AS, keberhasilan the Fed menurunkan inflasi tanpa membawa ekonomi ke resesi. 

Sementara yang dapat mendukung pergerakan emas dari inflasi yang membandel, resesi atau malah stagflasi di AS dan Eropa. Semakin menyebarnya konflik dari perang di Ukraina, dan meningkatnya tensi China-Taiwan. 

Baca Juga: Bikin Ngeri, Robert Kiyosaki Beri Lebih Banyak Peringatan Buruk tentang Ekonomi AS

Lukman mengatakan kenaikan harga emas akan berdampak pada harga logam mulia lainnya dan merespon sesuai dengan pergerakan harga emas. 

"Namun perak, paladium dan platinum yang bukan ber status safe haven tidak bisa mengikuti kenaikkan harga emas apabila skenario yang menyebabkan terpuruknya ekonomi di AS dan EU dikarenakan permintaan akan menurun merespon menurunnya ekonomi global," tutur Lukman. 

Lukman menyampaikan siklus commodity supercycle saat ini akan memberikan support pada harga logam tersebut. Untuk akhir tahun, perak berada di US$ 25, paladium US$ 2000 dan platinum US$ 950.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×