kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Aksi jual asing melanda saham-saham BUMN, begini penjelasan analis


Minggu, 03 November 2019 / 18:30 WIB
Aksi jual asing melanda saham-saham BUMN, begini penjelasan analis
ILUSTRASI. Pengunjung mengamati pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (28/10/2019).


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Aksi jual saham oleh investor asing beriringan dengan kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang turun 0,34% hari ini, Jumat (1/11).

Investor asing melakukan lebih banyak penjualan ketimbang pembelian. Net sell asing tercatat Rp 363,77 miliar di pasar reguler dan di pasar keseluruhan Rp 215,87 miliar.

Baca Juga: Wow, jumlah investor baru di pasar modal sudah tumbuh 8 kali lipat dari target awal

Ada beberapa saham BUMN yang dilepas oleh asing misalnya saja Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) yang mencatat net sell Rp 166,79 miliar. TLKM menutup perdagangan dengan penurunan harga 0,73% menjadi Rp 4080 per saham.

Selanjutnya ada PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) dengan net sell Rp 136,27 miliar. Harga saham PGAS melemah 12,32% ke harga Rp 1.850 per saham. Kemudian menyusul Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) dengan jual bersih Rp 51,57 miliar, hari ini saham BBRI juga turun 0,71 ke harga Rp 4.180 per saham.

Adapun BUMN lainnya seperti PT Jasa Marga Tbk (JSMR) dengan net sell Rp 22,5 miliar, pada penutupan perdagangan hari ini JSMR melemah 3,67% ke harga Rp 5.250 per saham.

Baca Juga: Bill Gates sempat rebut gelar orang terkaya dunia dari Bos Amazon Jeff Bezos

Bank Tabungan Negara (BBTN) juga mencetak net sell Rp 10,68 miliar, pada penutupan perdagangan Jumat (1/11) harga saham BBTN turun 0,54% ke harga Rp 1.850 per saham.

Kemudian disusul dari perusahaan pertambangan milik negara, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) juga mencatat jual bersih Rp 5,37 miliar, dan saham PTBA juga terkoreksi 2,67% ke harga Rp 2.190 per saham.

Kepala Riset Samuel Sekuritas Suria Dharma menilai ada beberapa kebijakan-kebijakan yang menyebabkan investor asing melepas saham BUMN.

Misalnya saja pembatalan kenaikan harga gas industri oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Padahal rencananya harga gas industri naik hari ini, Jumat (1/11).

Baca Juga: Kongsi Pertamina-Marubeni di PLTGU Jawa 1 retak, ini membahayakan program 35.000 MW

Kemudian ada juga kebijakan percepatan larangan ekspor nikel ore. "Kalau kebijakan ini mungkin dampaknya jangka pendek, karena nanti selanjutnya baik juga buat hilirisasi," katanya.

Lebih lanjut, ia bilang apabila investor banyak melakukan aksi jual usai melihat capaian kinerja keuangan kuartal III dari emiten BUMN. "Kinerja laporan keuangan juga mempengaruhi, ada sebagian yang (hasilnya) bagus, ada juga yang kurang bagus," tambahnya.

Meski begitu, ia yakin aksi jual asing tak akan berlangsung lama, dan dana asing akan kembali masuk ke pasar modal pada pertengahan November mendatang.

"(Dengan kondisi saat ini) investor perlu pilih-pilih, melihat penurunan suku bunga pengaruhnya agresif atau enggak," ujarnya.

Baca Juga: Jumlah Investor Pasar Modal Melonjak Hingga 62%

Menurutnya saham BUMN beberapa sektor BUMN yang masih menarik, salah satunya dari sektor perbankan seperti PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dan PT Bank Negara Indonesia (BBNI).

Senada dengan Suria, Analis Jasa Utama Capital Sekuritas Chris Apriliony menuturkan salah satu penyebab asing melepas saham BUMN lantaran beberapa BUMN mencetak kinerja yang kurang memuaskan.

Lebih lanjut ia menjelaskan pasar akan cenderung melemah selama asing melakukan penjualan. Ia menilai selama selama kondisi ekonomi global masih tidak pasti, asing masih akan melanjutkan aksi jualnya.

Ia merekomendasikan investor untuk beli saham TLKM dengan target harga Rp 4.500 per saham, WEGE dengan harga Rp 350 per saham, dan WIKA dengan target harga Rp 2.400 per saham. "Ketiganya secara kinerja masih tergolong baik," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×