kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Aksi Demonstrasi di China Menyeret Bursa Asia ke Zona Merah, Senin (28/11)


Senin, 28 November 2022 / 19:56 WIB
Aksi Demonstrasi di China Menyeret Bursa Asia ke Zona Merah, Senin (28/11)
ILUSTRASI. Indeks saham di Asia sore ini, Senin (28/11) mayoritas ditutup turun.


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks saham di Asia sore ini, Senin (28/11) mayoritas ditutup turun. Menurut Tim Riset Phillip Sekuritas Indonesia, pelemahan bursa Asia terjadi di tengah kekhawatiran mengenai aksi protes di China yang meminta kebebasan berpolitik dan penghentian kebijakan zero Covid-19 di negara tersebut. Aksi ini menimbulkan ketidakpastian dalam ekonomi China.

Investor akan merespon secara negatif setiap berita penyebaran aksi protes di China, karena dalam jangka pendek akan menciptakan gangguan baru pada rantai pasok (supply chain) serta menggerus permintaan domestik di Negeri Panda tersebut.

Namun, sejumlah kecil investor menilai aksi protes ini sebagai sesuatu yang positif dalam jangka panjang. Sebab, aksi ini dapat mendesak Presiden Xi Jinping untuk berpaling dari kebijakan ketat Zero Covid dengan lebih cepat dari yang sebelumnya direncanakan.

Baca Juga: IHSG Diprediksi Lanjut Melemah, Intip Saham Rekomendasi Analis untuk Selasa (29/11)

Dalam aksi protes terbesar sejak demonstrasi pro demokrasi di tahun 1989, ratusan penduduk di sejumlah kota seperti Beijing, Shanghai, Guangzhou dan Chengdu akhir pekan lalu berdemonstrasi di jalan raya meminta penghentian kebijakan penguncian wilayah (lockdown).

Musibah kebakaran di sebuah gedung apartemen di daerah Xinjiang pada hari Kamis menewaskan sekitar 10 orang, dan publik menyalahkan kebijakan lockdown sebagai penghambat utama upaya penyelamatan korban.

Nilai tukar mata uang dolar AS menguat, terutama terhadap mata uang dolar Australia dan won Korea, mengingat Australia dan Korea Selatan mempunyai hubungan perdagangan yang besar dengan China.

Di pasar komoditas, harga minyak mentah merosot ke level terendah sejak Desember 2021 seiring dengan suramnya prospek permintaan bahan energi. Semakin besarnya gelombang aksi protes di China telah memberi tekanan pada kinerja aset-aset berisiko tinggi seperti saham dan komoditas. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×