kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.514.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.511   28,00   0,18%
  • IDX 7.760   25,02   0,32%
  • KOMPAS100 1.205   3,50   0,29%
  • LQ45 961   2,42   0,25%
  • ISSI 234   1,13   0,48%
  • IDX30 494   1,12   0,23%
  • IDXHIDIV20 593   1,74   0,29%
  • IDX80 137   0,38   0,27%
  • IDXV30 142   -0,50   -0,35%
  • IDXQ30 164   0,08   0,05%

Akhir tahun, SMGR tarik pinjaman Rp 2 triliun


Rabu, 05 November 2014 / 21:35 WIB
Akhir tahun, SMGR tarik pinjaman Rp 2 triliun
ILUSTRASI. Bank Mandiri terbitkan Green Bond Bank Mandiri Tahap I Tahun 2023.


Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA. PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR) mulai ancang-ancang mencari amunisi untuk ekspansi tahun depan. Pada akhir tahun ini, perseroan akan mencari tambahan utang baru sebesar Rp 1 triliun hingga 2 triliun. Agung Wiharto, Sekretaris Perusahaan SMGR mengatakan, utang baru itu bakal digunakan untuk memenuhi kebutuhan belanja modal tahun depan yang sebesar Rp 5 triliun.

Saat ini, SMGR tengah menjajaki utang dari perbankan lokal. Namun, selain pinjaman perbankan, SMGR juga mengkaji penerbitan obligasi. "Sekarang masih ada pinjaman sekitar Rp 1 triliun. Akan mencari pinjaman baru lagi sekitar Rp 1 triliun hingga Rp 2 triliun. Kalau marketnya bagus, kami kaji obligasi," jelas Agung di Jakarta, Rabu (5/11).

Agung yakin tambahan utang baru ini masih cukup sehat untuk kinerja perseroan. Soalnya Debt to Equity (DER) SMGR masih di bawah 1 kali. Agung menargetkan DER SMGR tak lebih dari 1,5 kali. Per Kuartal III-2014, total pinjaman jangka panjang SMGR mencapai Rp 3,3 triliun. 

Pinjaman itu termasuk fasilitas sindikasi yang diperoleh anak usaha SMGR di Vietnam Thang Long Cement Joint Stock Company (TLCC) di Vietnam. pada 28 April 2014 lalu. Pinjaman sindikasi itu berasal dari Standard Chartered Bank, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dan Sumitomo Mitsui Bank Corporation sebesar US$ 99 juta dan VND 21 miliar. 

Tahun depan, SMGR menganggarkan Rp 2 triliun sampai Rp 3 triliun dari belanja modal untuk pembangunan pabrik di Rembang dan Indarung. Pabrik ini merupakan proyek yang dibangun bertahap dengan total investasi Rp 7 triliun. Nantinya, pabrik di Indarung diharapkan akan rampung di akhir 2015 dan Rembang yakni pada 2016.

SMGR juga berencana menambah dua pabrik penggilingan semen atau grinding plant dengan investasi Rp 500 miliar sampai Rp 1 triliun. Lalu, sebesar Rp 500 miliar bakal digunakan untuk perbaikan distribusi dan transportasi dan sisanya dipakai untuk environment.

Perseroan juga tengah mengkaji pembangunan pabrik baru di Papua. Namun, karena permintaan semen di kawasan Indonesia timur belum besar, SMGR hanya menargetkan kapasitas pabrik tersebut sebesar 1 juta ton per tahun, sehingga nilai investasi pabrik itu berkisar US$ 150 juta.

Meski banyak ekspansi, SMGR cenderung konservatif menatap tahun depan. Manajemen SMGR memprediksi pertumbuhan industri semen hanya sebesar 5% di tahun depan. Sehingga, target penjualan SMGR hanya hanya berkisar 6%-7%. Jika target tahun ini SMGR bisa menjual 27 juta ton hingga 28 juta ton, maka tahun depan target SMGR 28,62 juta ton hingga 29,96 juta ton. 

Informasi saja, sampai kuartal-III 2014, SMGR telah menjual 19,1 juta ton semen. Angka tersebut hanya tumbuh 3,3% dibanding 18,5 juta ton semen pada periode yang sama tahun lalu.

Prospek Masih Menarik 

Hingga akhir September 2014, SMGR membukukan pendapatan sebesar Rp 19,34 triliun, naik 11,3% year on year (yoy). Lalu laba bersihnya naik 2,8% yoy menjadi Rp 4 triliun. Biaya produksi kas melonjak 10,3% yoy menjadi Rp 522.018 per ton seiring dengan meningkatnya beban energi karena kenaikan Tarif Dasar Listrik serta pelemahan Rupiah. 

Fajar Indra, Analis Panin Sekuritas dalam risetnya 3 November 2014 mengatakan, SMGR mencatatkan kinerja yang sesuai dengan ekspektasi. Namun, kenaikan harga jual yang dilakukan SMGR sebesar 7,1% yoy menjadi Rp 976.622 per ton berdampak pada menurunnya marjin laba bersih. Margin laba turun sebesar 2,5% menjadi 20,8%. Volume penjualan SMGR juga hanya tumbuh tipis. "Performa ini akan kembali membaik pada Kuartal IV-2014. Tahun 2015 akan menjadi tahun pertumbuhan untuk SMGR," jelasnya.

Reza Nugraha, Analis MNC Securities mengatakan, saat ini DER SMGR belum terlalu tinggi, sekitar 0,7 kali. Sehingga, sejatinya SMGR masih memiliki ruang yang besar untuk mencari dana tambahan dari eksternal. Apalagi, pendanaan baru itu bakal digunakan untuk pabrik baru, bukan sekedar refinancing utang. 

"DER wajar untuk SMGR berkisar 1,3-1,5 kali," ujarnya. Reza memprediksi, SMGR akan memperbaiki kinerjanya di tahun depan dan berpotensi meraih pertumbuhan penjualan dari 5% di tahun ini menjadi 9% pada tahun depan. 
 
Fajar masih mempertahankan rekomendasi buy dengan target harga Rp 18.450 per saham yang berimplikasi pada Price Earning Ratio (PER) tahun 2015 sebesar 16,6 kali. Reza juga merekomendasikan buy SMGR dengan target harga tahun ini sebesar Rp 16.500 dan target harga tahun 2015 sebesar Rp 21.000 per saham. Harga SMGR ditutup turun 0,64% pada perdagangan Rabu (11/5) ke level Rp 15.600 per saham. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×