Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Harga timah masih berpotensi menguat, meski terkoreksi di akhir pekan lalu. Indikasi permintaan yang makin membaik dari para importir timah terbesar dunia, membuat analis yakin, harga logam ini akan membaik hingga akhir tahun ini.
Harga timah untuk kontrak pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange (LME), Jumat pekan lalu (18/10), terkoreksi 0,15% menjadi US$ 22.700 per ton dibanding sehari sebelumnya.
Permintaan logam dari China yang cukup tinggi, meningkatkan ekspektasi permintaan timah akan meningkat di kemudian hari. Apalagi, The Fed diprediksi akan menunda pemangkasan stimulus ekonomi di Amerika Serikat (AS), sampai perekonomian negara ini lebih stabil pasca krisis anggaran. Sentimen itu membuat harga komoditas, termasuk timah, ikut terangkat.
Wahyu Tri Wibowo, analis PT Megagrowth mengatakan, sejak memasuki bulan September 2013, harga timah sudah masuk fase penguatan. Ia memprediksi, harga timah masih bisa menguat hingga ke kisaran US$ 24.500 per ton hingga akhir tahun.
Sementara itu, Ibrahim, analis Bursa Komoditi Derivatif Indonesia (BKDI) menyatakan, sejak Indonesia memberlakukan aturan penjualan timah melalui Bursa Timah BDKI, harga jual timah di bursa dalam negeri terus menguat. Ia bilang, dalam sepekan terakhir, harga kontrak timah di BKDI naik 2,29% menjadi US$ 23.400 per ton.
Adapun, jumlah penjualan timah di bulan Oktober mencapai 1.160 ton, naik dibandingkan penjualan pada bulan sebelumnya sebanyak 1.030 ton. "Peningkatan penjualan ini didukung oleh kebutuhan pasar yang cukup tinggi. Terutama dengan adanya perbaikan ekonomi di negara pengimpor timah seperti China," kata Ibrahim.
Produk domestik bruto (PDB) China naik menjadi 7,8% di kuartal-III 2013. Pada dua kuartal sebelumnya PDB China di level 7,7% dan 7,5%.
Secara teknikal, Wahyu mengatakan, harga timah berpotensi menguat. Stochastic berada di angka 70, yang mengindikasikan sudah jenuh jual. Prediksi Wahyu, harga timah bisa menguat ke US$ 23.000 per ton, pekan ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News