Reporter: Maggie Quesada Sukiwan | Editor: Harris Hadinata
JAKARTA. Spekulasi kenaikan suku bunga acuan oleh Bank Sentral Amerika alias The Fed masih menyeret laju harga nikel. Mengutip Bloomberg, Senin (29/6) pukul 12.53 WIB, harga nikel kontrak pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange (LME) turun 2,5% dibandingkan sehari sebelumnya menjadi US$ 12.145 per metrik ton. Dalam sepekan, harga nikel menyusut 2,13%.
Analis dan Direktur PT Komoditi Ekuilibrium Berjangka Ibrahim menilai, hingga akhir tahun 2015, harga nikel dapat tergerus hingga US$ 9.000 per metrik ton. Sebab, masih ada ancaman kenaikan suku bunga oleh AS sebanyak pada tahun Kambing Kayu ini. “Rencananya mereka akan mengerek suku bunga total 75 basis poin. Kalau suku bunga naik, harga nikel terkoreksi,” tuturnya.
Selain itu, belum ada sentimen positif yang dapat mendongkrak harga nikel. Ekonomi China, pengguna nikel terbesar di dunia, masih melambat. Hal ini bisa menurunkan permintaan nikel dan membuat stok nikel menggunung.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News