Reporter: Astri Kharina Bangun |
JAKARTA. Kapitalisasi pasar Bursa Efek Indonesia hingga 31 Juli 2012 telah mencapai Rp 3.900 triliun. Posisi ini sudah jauh melesat
dibandingkan tahun 2008 sebesar Rp 1.076 triliun dan tahun 2005 sebesar Rp 801 triliun.
Melihat pencapaian tersebut, Direktur Utama BEI Ito Warsito optimistis prospek pasar modal di Indonesia masih positif tahun ini.
Kalaupun ada pengaruh dari krisis ekonomi Eropa terhadap volatilitas, menurut Ito sifatnya hanya sentimen pasar.
"Tidak perlu khawatir berlebihan. BEI masih dalam mood bullish," ujar Ito dalam sambutannya pada Musyawarah Anggota Asosiasi Emiten
Indonesia (AEI) 2012, Kamis (2/8).
Ia mengungkapkan kinerja emiten secara umum pun masih positif. Sebagai gambaran, pertumbuhan laba emiten yang tercatat di BEI dari tahun 2010
ke 2011 mencapai 38%. Angka ini termasuk tinggi dan belum dicapai bursa-bursa lainnya.
"Untuk tahun ini dari laporan keuangan sementara yang masuk sampai semester I, pertumbuhan laba yang terganggu hanya emiten pertambangan
dan komoditas. Yang cukup besar pertumbuhannya emiten perbankan," ujar Ito tanpa menyebut angka.
Kendati likuiditas pasar sepanjang semester I 2012 turun dibandingkan periode serupa tahun lalu, Ito melihat hal tersebut sebagai sinyal
negatif di pasar modal dalam negeri. Rata-rata perdagangan harian pada semester I 2012 sebesar Rp 4,47 triliun sedangkan pada periode serupa
tahun lalu sebesar Rp 5 triliun.
"Meski turun, tapi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sudah naik 8,38% per 31 Juli 2012," kata Ito.
Pencapaian tersebut, lanjutnya lebih tinggi dibandingkan kenaikan indeks bursa Dow Jones, Shanghai, Hong Kong, Nikkei, dan Malaysia.
"Kita hanya kalah dari Thailand, Singapura, dan Mumbai," tukas Ito.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News