kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   -8.000   -0,52%
  • USD/IDR 15.791   -57,00   -0,36%
  • IDX 7.505   -68,76   -0,91%
  • KOMPAS100 1.157   -12,64   -1,08%
  • LQ45 913   -8,80   -0,96%
  • ISSI 228   -2,59   -1,12%
  • IDX30 469   -4,51   -0,95%
  • IDXHIDIV20 564   -3,86   -0,68%
  • IDX80 132   -1,34   -1,01%
  • IDXV30 139   -1,60   -1,13%
  • IDXQ30 156   -1,23   -0,78%

Pemerintah akan Terbitkan ST013 pada 8 November 2024, Berikut Prediksi Kuponnya


Sabtu, 02 November 2024 / 11:30 WIB
Pemerintah akan Terbitkan ST013 pada 8 November 2024, Berikut Prediksi Kuponnya
ILUSTRASI. Pemerintah akan menerbitkan Sukuk Tabungan seri ST013 pada 8 November 2024.simak perkiraan kuponnya.


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah akan menerbitkan surat berharga negara (SBN) ritel yang terakhir di 2024, yakni Sukuk Tabungan seri ST013. Berdasarkan jadwal, penerbitan akan dilakukan pada 8 November 2024.

Senior Economist KB Valbury Sekuritas, Fikri C. Permana berpendapat potensi kuponnya diperkirakan turun tipis dari seri-seri sebelumnya. Sebab, penawaran dilakukan satu hari setelah FOMC Meeting berlangsung pada 7 November 2024. "Kemungkinan 6,3%-6,4%," ujarnya kepada Kontan.co.id, Selasa (29/10).

Ia menilai kupon tersebut cukup menarik. Sebab, pada tahun 2025 suku bunga the Fed dan Bank Indonesia (BI) diperkirakan akan turun 1% alias 100 basis poin (bps).

Baca Juga: ST013 Bakal Terbit, Segini Potensi Kuponnya

Dus, penyerapannya diperkirakan juga tetap positif. Fikri berpandangan, meski ada pelemahan daya beli di kelas menengah, tetapi untuk kelas atas dinilai cukup baik yang tercermin dari tabungan di atas Rp 5 miliar yang masih tumbuh. 

Ditambah, perbandingan pajak antara SBN dengan deposito cukup jauh, yakni 10% dan 20%, sehingga permintaan akan SBN masih cukup besar.

Dengan asumsi kupon di rentang 6,3%-6,4%, Fikri menilai penyerapan ST013 berpotensi mencapai Rp 25 triliun. Sementara jika di bawah itu, terburuknya kisaran Rp 19 triliun.

Untuk tahun depan, Fikri menilai pertumbuhan SBN ritel cenderung lebih terbatas. Menurutnya, meski jatuh tempo surat utang negara besar, tetapi Prabowo juga menargetkan peningkatan pendapatan negara.

Baca Juga: Taspen Catat Kenaikan Yield on Investment (YOI) per Kuartal III-2024

"Apalagi rate SBN ritel lebih tinggi dibanding konvensional dan tenornya lebih pendek, sehingga jika ditambah, tidak akan signifikan," tutupnya.

Sebagai informasi, dari tujuh seri SBN Ritel yang telah ditawarkan, pemerintah mencatatkan penjualan sebesar Rp 128,1 triliun. Rinciannya, ORI025 sebesar Rp 23,92 triliun, SR020 Rp 21,36 triliun, ST012 Rp 19,65 triliun, SBR013 Rp 19,45 triliun, SWR005 Rp 147,37 miliar, SR021 Rp 24,22 triliun dan ORI026 Rp 19,35 triliun.

Selanjutnya: 4 Efek Samping Kebanyakan Makan Mie Instan, Bikin Obesitas

Menarik Dibaca: 4 Efek Samping Kebanyakan Makan Mie Instan, Bikin Obesitas

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media


TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×