kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.267.000   -15.000   -0,66%
  • USD/IDR 16.638   8,00   0,05%
  • IDX 8.166   73,60   0,91%
  • KOMPAS100 1.140   14,92   1,33%
  • LQ45 837   14,10   1,71%
  • ISSI 284   1,36   0,48%
  • IDX30 440   7,08   1,63%
  • IDXHIDIV20 508   9,69   1,94%
  • IDX80 129   2,21   1,75%
  • IDXV30 138   1,87   1,37%
  • IDXQ30 140   1,63   1,17%

Akan Spin Off Bisnis Fiber Optik, Simak Rekomendasi Saham Telkom (TLKM)


Rabu, 29 Oktober 2025 / 16:30 WIB
Akan Spin Off Bisnis Fiber Optik, Simak Rekomendasi Saham Telkom (TLKM)
ILUSTRASI. Telkom Landmark Tower, kompleks perkantoran PT Telkom Tbk di Jakarta. Elkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) membukukan penurunan kinerja pada semester I – 2025. Simak rekomendasi sahamnya dari analis.


Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) membukukan penurunan kinerja pada semester I – 2025. Meski begitu, spin off bisnis fiber optic diproyeksi menjadi katalis pendorong kinerja TLKM kedepan. 

Seperti diketahui, TLKM mencatatkan pendapatan sebesar Rp 73 triliun pada semester I – 2025, turun 3,04% secara tahunan (year on year/yoy) dibanding periode yang sama tahun lalu. Sedangkan laba bersih TLKM Rp 10,97 triliun, turun 6,68% yoy. 

Belum lama ini, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) bersama anak usahanya, PT Telkom Infrastruktur Indonesia (TIF) atau Fiberco telah menandatangani Kesepakatan Pemisahan Bersyarat atau Conditional Spin-off Agreement (CSA). Penandatanganan ini sebagai salah satu milestone dalam proses pemisahan sebagian Bisnis dan Aset Wholesale Fiber Connectivity dari Telkom kepada TIF pada Senin (20/10). Nilai transaksi tersebut mencapai Rp 35,8 triliun. 

Baca Juga: Saham Big Banks Kompak Menguat, BBCA Pimpin Kenaikan Penutupan Bursa Rabu (29/10)

Etta Rusdiana Putra, Analis Maybank Sekuritas memandang pemisahan ini sebagai sesuatu yang tak terelakkan, seiring dengan industri beralih ke model aset ringan. Hal ini akan memungkinkan persaingan, tetapi Ia berharap Telkomsel akan mempertahankan kepemimpinan pasarnya karena bandwidth yang lebih besar dan skala ekonomi yang lebih baik. 

TLKM awalnya berencana untuk mentransfer sekitar 492.000 kilometer (km) kabel last-mile dan 83.000 km serat backbone. Tahap kedua yang ditargetkan penyelesaiannya pada semester I – 2026, terutama akan melibatkan transfer 25.000 km kabel bawah laut antarpulau domestik. 

“Pasca-transaksi, manajemen berencana untuk meningkatkan nilai TIF dan menargetkan mitra strategis dengan kepemilikan sekitar 20% - 30%,” ujar Etta dalam risetnya pada 24 Oktober 2025. 

Aurelia Barus, Analis Indo Premier Sekuritas mengatakan, CSA menjadi tonggak penting dalam value-unlocking, membuka jalan bagi peningkatan utilisasi pihak ketiga dan potensi daur ulang aset. TLKM menargetkan untuk menjual 30% - 40% kepemilikannya setelah seluruh aset dialihkan ke TIF. 

Jika dilepas pada valuasi 8,75x-11x EV/EBITDA (rata-rata sektor jangka panjang), hal ini dapat mengimplikasikan kapitalisasi pasar potensial sebesar Rp 62,5 triliun – Rp 85 triliun, dengan hasil penjualan Rp 18,75 triliun – Rp 34 triliun. Ini setara dengan 8% - 11% dari kapitalisasi pasar TLKM saat ini. Transaksi ini sejalan dengan target TLKM untuk mentransfer sekitar setengah dari aset fibernya hingga akhir tahun 2025 dan sisanya pada awal tahun fiskal 2026.

“Berdasarkan diskusi kami dengan perusahaan, saat ini 100% aset fiber beroperasi pada tingkat utilisasi sekitar 40%, menghasilkan pendapatan sekitar Rp 25 triliun dan EBITDA sekitar Rp 10 triliun,” ujar Aurelia kepada Kontan, Rabu (29/10). 

Selain itu, Aurelia melihat peluang untuk daur ulang aset non-inti lebih lanjut yang dapat mendukung prospek dividen. Ia menilai transaksi ini positif dan telah tercermin dalam kenaikan harga saham sebesar 11,6%. 

“Kami memperkirakan kinerja operasional yang lebih baik dari perbaikan harga dan daya beli yang lebih kuat, yang mendukung potensi kenaikan valuasi lebih lanjut,” ucap Aurelia.  

Henry Wibowo, Analis JP Morgan Sekuritas Indonesia, meyakini TLKM memiliki keunggulan kompetitif struktural dengan operasinya yang terintegrasi, keunggulan signifikan dalam layanan mobile broadband, dan jaringan telepon tetap (fixed-line) yang lebih komprehensif. Meningkatnya penetrasi layanan fixed broadband mendukung potensi pertumbuhan layanan telepon tetap (fixed-line services).   

“Lingkungan persaingan dan rencana yang kompetitif kemungkinan akan membebani pendapatan dan laba dalam waktu dekat,” ujar Henry dalam risetnya pada 23 Oktober 2025.  

Namun, sejumlah faktor risiko penurunan tetap harus diperhatikan untuk mencermati kinerja TLKM. Antara lain meliputi persaingan harga paket data. Meningkatnya persaingan harga paket data dapat menimbulkan risiko penurunan terhadap ekspektasi pertumbuhan dan margin. 

Henry memperkirakan belanja modal akan tetap tinggi dalam jangka menengah. Kemungkinan terdapat risiko kenaikan terhadap ekspektasi ini dengan kompresi imbal hasil harga paket data. 

Kemudian, risiko lainnya dapat berupa penurunan pendapatan yang lebih tinggi dari perkiraan, dan regulasi yang tidak menguntungkan. Serta meningkatnya premi risiko bagi Indonesia. “Lonjakan volatilitas yang meningkatkan premi risiko negara berkembang dapat membebani harga saham perusahaan telekomunikasi Indonesia,” kata Henry. 

Etta memproyeksikan pendapatan dan laba bersih TLKM tahun 2025 masing – masing mencapai Rp 150,18 triliun dan Rp 24,38 triliun. Adapun pada tahun 2024 pendapatan TLKM mencapai Rp 149,97 triliun dan laba bersih mencapai Rp 23,65 triliun. 

Etta dan Aurelia merekomendasikan Buy saham TLKM dengan target harga masing – masing Rp 3.700 per saham dan Rp 3.800 per saham. Sedangkan Henry merekomendasikan netral saham TLKM dengan target harga Rp 3.000 per saham.

Baca Juga: Jelang Pertemuan Trump – Xi Jinping, Rupiah Melemah Tipis ke Rp 16.617 per Dolar AS

Selanjutnya: Bank Mandiri Perkuat Fundamental, Buyback Saham Jadi Langkah Strategis

Menarik Dibaca: 10 Manfaat Daun Sirih untuk Kesehatan Tubuh yang Luar Biasa

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×