Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Nilai tukar rupiah melemah tipis terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menjelang pertemuan Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping.
Mengutip Bloomberg, rupiah di pasar spot ditutup melemah 0,05% secara harian ke level Rp 16.617 per dolar AS.
Sejalan, rupiah Jisdor Bank Indonesia (BI) juga melemah tipis 0,05% ke posisi Rp 16.631 per dolar AS.
Baca Juga: Rupiah Ditutup Melemah ke Rp 16.617 Per Dolar AS Hari Ini (29/10), Peso Melesat 0,7%
Pengamat Mata Uang, Ibrahim Assuaibi mengatakan bahwa Presiden AS Donald Trump berharap dapat memangkas tarif 20% atas impor China yang terkait dengan bahan kimia prekursor fentanyl.
Sekedar mengingatkan, Trump dan Xi Jinping dijadwalkan melakukan pertemuan pada Kamis (30/10/2025).
“Tentang perang dagang semakin ada kemajuan, setelah perjanjian kerangka kerja antara Beijing dan Washington mengenai tarif dan kontrol ekspor logam tanah jarang telah meningkatkan harapan akan adanya perbaikan,” ujar Ibrahim, Rabu (29/10/2025).
Dari dalam negeri, Ibrahim melihat sentimen yang mempengaruhi pergerakan rupiah di antaranya terkait penilaian dari Lembaga pemeringkat Rating and Investment Information, Inc. (R&I).
Lembaga tersebut mempertahankan peringkat utang jangka panjang Indonesia atau Sovereign Credit Rating (SCR) pada level BBB+ dengan outlook stabil pada 24 Oktober 2025.
Dalam keterangannya, R&I menilai inflasi Indonesia masih stabil, sementara rasio utang pemerintah tetap rendah dengan kebijakan fiskal dan moneter yang dianggap prudent.
Baca Juga: IHSG Menguat 0,91% ke 8.166 pada Rabu (29/10/2025), MDKA, ADRO, EXCL Top Gainers LQ45
Hanya saja, lembaga yang bermarkas di Jepang itu menekankan perlunya asesmen lanjutan atas langkah pemerintah mendorong pertumbuhan ekonomi sambil menjaga kesehatan fiskal jangka menengah.
Bank Indonesia merespon positif keputusan R&I yang mencerminkan kepercayaan kuat investor internasional terhadap stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan nasional di tengah ketidakpastian global.
Ibrahim menyebut, pentingnya sinergi kebijakan antara Bank Indonesia sebagai otoritas moneter dan pemerintah sebagai otoritas fiskal untuk memperkuat persepsi positif terhadap perekonomian nasional.
Ibrahim memperkirakan rupiah bergerak fluktuatif, namun ditutup menguat di rentang Rp 16.570 – Rp 16.620 per dolar AS pada Kamis (30/10/2025).
Selanjutnya: Kinerja Dyandra Media (DYAN) Dihantui Efisiensi Pemerintah, Ini Rekomendasi Sahamnya
Menarik Dibaca: 10 Manfaat Daun Sirih untuk Kesehatan Tubuh yang Luar Biasa
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News












