kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.476.000   8.000   0,54%
  • USD/IDR 15.855   57,00   0,36%
  • IDX 7.134   -26,98   -0,38%
  • KOMPAS100 1.094   -0,62   -0,06%
  • LQ45 868   -3,96   -0,45%
  • ISSI 217   0,66   0,31%
  • IDX30 444   -2,90   -0,65%
  • IDXHIDIV20 536   -4,36   -0,81%
  • IDX80 126   -0,06   -0,05%
  • IDXV30 134   -2,14   -1,58%
  • IDXQ30 148   -1,23   -0,83%

AISA mengembangkan bisnis makanan dengan akuisisi


Rabu, 06 Mei 2015 / 21:14 WIB
AISA mengembangkan bisnis makanan dengan akuisisi
ILUSTRASI. Pesepak bola Timnas Venezuela Angel Borgo dibayangi dua pesepak bola Argentina Agustin Ruberto dan Kevin Gutierrez pada pertandingan babak 16 besar Piala Dunia U-17 2023 di Stadion Si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Selasa (21/11/2023). ANTARA FOTO/M Agung Rajasa/rwa.


Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA. PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA) memiliki strategi untuk memperbesar bisnis makanan. Perseroan ingin bisnis makanan AISA terus tumbuh dengan strategi akuisisi.

Presiden Direktur AISA, Joko Mogoginta bercerita, bisnis makanan AISA berawal dari bihun dan mi kering. Dengan berjalannya waktu, AISA terus menambah produknya. "Kami terus melakukan marketing dengan branding produk dan ekspansi distribusi," ungkapnya di Jakarta, Rabu (6/5).

Pada akhirnya, AISA mengakuisisi merek snack Taro dari PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) di tahun 2011. Kala itu, nilai akuisisinya Rp 250 miliar. Joko mengaku, Taro merupakan merek terkuat yang saat ini dimiliki AISA. Taro juga menjadi produk andalan AISA untuk pasar ekspor. Di kuartal pertama tahun ini, penjualan Taro masih tumbuh double digit. Padahal, sektor konsumer sedang mengalami perlambatan, seiring dengan perlambatan ekonomi dalam negeri. Dalam lima tahun ke depan, AISA berharap dapat membangun pabrik Taro di luar negeri dan meningkatkan kapasitas pabrik di dalam negeri.

Untuk tahun ini, AISA akan menambah kapasitas produksi Taro dengan mendatangkan beberapa mesin baru. Di tahun 2014, rata-rata omzet Taro mencapaiRp 38 miliar per bulan. Dengan menambah kapasitas, AISA menargetkan omzet Taro bisa mencapai 70 miliar per bulan tahun ini.

Akuisisi merupakan strategi yang diterapkan AISA untuk mengembangkan perusahaan, selain memperbesar bisnis secara organik. "Kami berkembang organik dan anorganik. Kami punya strategi anorganik, misalnya menambah produk yang belum kami punya atau akuisisi yang sudah ada," imbuh Joko.

Tahun ini AISA sudah mengincar akuisisi dua perusahaan makanan dan minuman di Malaysia dan Vietnam. Bahkan salah satunya merupakan perusahaan terbuka. Untuk akuisisi ini AISA menyiapkan dana sekitar US$ 80 juta. AISA menargetkan proses akusisi perusahaan di Vietnam akan selesai pasa semester I-2015. Sedangkan untuk Malaysia ditargetkan selesai semester II-2015. Nantinya, AISA mengincar porsi kepemilikan mayoritas di atas 50%.

Di dalam negeri, AISA juga berencana mengakuisisi dua merek minuman. Sayang, Joko masih enggan mengungkap lebih dalam terkait rencana perseroan ini. "Kami ada perjanjian undisclosure sehingga belum bisa banyak berbicara sebelum proses selesai," ujarnya.

Dalam menerapkan akuisisi, AISA juga mempertimbangkan merek atau brand dari prduk tersebut. Perseroan memastikan merek dari produk yang diakuisisinya cukup kuat di masyarakat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek)

[X]
×