kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   -2.000   -0,14%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

AEI: DAVO dan RINA harusnya sudah di-delisting


Selasa, 17 Juli 2012 / 15:20 WIB
AEI: DAVO dan RINA harusnya sudah di-delisting
ILUSTRASI. Parkir mobil di salah satu jalan di Jakarta. ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal/wsj.


Reporter: Astri Kharina Bangun | Editor: Edy Can


JAKARTA. Asosiasi Emiten Indonesia (AEI) menilai Bursa Efek Indonesia (BEI) bertindak lambat terhadap emiten-emiten yang tidak jelas aktivitasnya di pasar saham. Contohnya seperti PT Katarina Utama Tbk (RINA) dan PT Davomas Abadi Tbk (DAVO).

Ketua AEI Airlangga Hartarto mengatakan, BEI seharusnya mencoret emiten tersebut. "Kalau dalam periode tertentu sekitar 1-2 tahun tidak jelas kegiatannya harusnya didelisting saja. Apalagi kalau ruang lingkup aktivitasnya sudah jauh berubah dari prospektus awal dan tidak melakukan public expose," ujarnya, Selasa (17/7).

Lebih jauh, Airlangga mengatakan, Bapepam-LK seharusnya bertindak apabila emiten tersebut sudah membahayakan pemegang saham minoritas. AEI sendiri sudah mencoret keanggotaan Katarina dan Davomas. Alasan pencoretan itu karena intensitas Katarina dan Davomas terhadap organisasi dan bursa sangat minim.

Airlangga mencontohkan soal sosialisasi seputar regulasi dengan otoritas bursa. Menurutnya, kedua emiten itu tidak ambil bagian. Selain itu, alamat kantor mereka tidak lagi sesuai dengan yang terdaftar dan tidak lagi membayar iuran keanggotaan. "Seharusnya langkah AEI ini diikuti bursa," tegasnya.

Sebelumnya, Direktur Penilaian Perusahaan BEI Hoesen mengungkapkan DAVO dan RINA terancam dikeluarkan dari daftar saham yang tercatat perdagangannya di Bursa Efek Indonesia (BEI) karena kedua emiten tersebut tidak memperlihatkan tanggung jawab dan itikad baik (going concern) sebagai perusahaan publik. "Kalau disuspen terus tidak ada gunanya. Tidak jelas untuk publik," katanya.

DAVO dan RINA merupakan saham yang masih masuk daftar suspensi (dihentikan sementara perdagangan) BEI. DAVO masuk daftar karena belum memberikan laporan keuangan 2011 dan belum membayar denda. Selain itu, Davomas juga mengalami kegagalan (default) pembayaran kupon obligasi.

Sementara itu, Katarina masih menjadi objek pemeriksaan bermasalah terkait dugaan penyelewengan dana penawaran saham perdana (IPO) pada Juli 2009 senilai Rp 30,9 miliar. "Manajemen Davomas dan Katarina susah dihubungi," kata Hoesen.

Ia menambahkan, BEI ingin membersihkan bursa dari emiten-emiten yang bermasalah. Namun, Hosen tidak menyebutkan kapan BEI akan melakukan force delisting atas DAVO dan RINA.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×