Reporter: Yuliana Hema | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Adiwarna Anugerah Abadi Tbk menjadi perusahaan ke-39 yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 2024. Emiten dengan kode saham NAIK itu mencatatkan sahamnya di BEI pada 13 November 2024.
NAIK merupakan perusahaan bidang Perdagangan Sistem Proteksi Kebakaran dan Jasa Sistem Proteksi Kebakaran alias Fire Protection System, yang sudah beroperasi lebih dari 15 tahun dibidangnya.
Jika ditarik mundur, Adiwarna Anugerah Abadi resmi didirikan pada 2007 di Jakarta. Empat tahun kemudian, NAIK berhasil menjadi Distributorship Fire-Eater, Fire Suppression Systems: UL & FM 300 Bar pertama di Indonesia pada 2011.
Masih di tahun yang sama, NAIK mengembangkan ekspansinya dengan cepat. Diantaranya, menjadi distributor Progard: Foam system and Fire Fighting Equipment dan memiliki fasilitas isi ulang inergen 300 bar pertama di Indonesia.
Baca Juga: Harga Saham IPO Ini Terus Naik Hingga 371%, Analis Menilai Ada yang Prospek Cerah
Seiring bertambahnya usia, NAIK terus mengembangan produknya dengan menambah produk yang bisa didistribusi. Pada 2013, NAIK menjadi salah satu distributor merek Kidde - Fire Alarm System.
Kemudian ada 2017, NAIK menambah merek dengan menjadi distributor AFCO - Valves. Yang paling baru, NAIK menjadi distributor atas produk Gemtex Fire Suppression Systems dan SPP Pump dan Tyco.
Direktur Utama Adiwarna Anugerah Abadi Johannes menjelaskan setelah belasan tahun beroperasi, NAIK akhirnya menjadi perusahaan terbuka karena ingin menangkap peluang di bisnis sistem proteksi kebakaran yang semakin luas.
Berdasarkan data Mordor Intelligence, industri sistem proteksi kebakaran global diproyeksikan mencapai US$ 70,31 miliar pada tahun dan terus meningkat hingga US$ 97,10 miliar pada 2029.
Baca Juga: Harga Saham IPO Ini Terus Melesat 100%-300%, Cek yang Layak Beli?
Selama periode 2024–2029, Tingkat Pertumbuhan Tahunan Rata-rata Kumulatif alias Compound Annual Growth Rate (CAGR) industri sistem proteksi kebakaran global bisa mencapai 6,67%.
Johannes bilang di dalam negeri, industri sistem proteksi kebakaran didukung oleh pertumbuhan industri dan infrastruktur yang semakin masif. Pembangunan ini turut mempengaruhi prospek usaha sistem proteksi kebakaran.
"Pasar untuk proteksi kebakaran, termasuk di Indonesia semakin besar karena itu kami merasa perlu untuk melakukan penawaran umum perdana saham untuk bisa memperoleh pendanaan," jelas Johannes belum lama ini.
Dalam gelaran penawaran umum perdana saham alias Initial Public Offering (IPO), NAIK menawarkan 750 juta saham baru. Ini setara dengan 23,08% dari modal disetor setelah IPO dengan nominal Rp 20 per saham.
Baca Juga: Emiten Baru Adiwarna Anugerah (NAIK) Mengincar Pendapatan Rp 190 Miliar
Adapun NAIK mematok harga IPO sebesar Rp 107 setiap sahamnya. Dus, Adiwarna Anugerah Abadi berhasil meraup dana segar sebanyak Rp 80,25 miliar melalui aksi korporasi ini.
Johannes menjelaskan seluruh dana IPO, setelah dikurangi biaya-biaya akan digunakan untuk modal kerja, termasuk pembelian material utama, material pembantu dan material consumables.
Namun NAIK belum memiliki kesepakatan maupun perjanjian dengan supplier manapun untuk pembelian material. Dana IPO juga akan digunakan untuk biaya gaji, lembur tenaga kerja, akomodasi serta mobilitas tenaga kerja.
"Jadi karena kami banyak proyek yang sedang dikerjakan, kami akan menggunakan dana hasil IPO ini untuk kebutuhan operasional atau seluruhnya untuk modal kerja," ucap Johannes.
Baca Juga: Ini Deretan Saham IPO yang Melesat Ratusan Persen, Cek Rekomendasinya
Target Pasca IPO
Johannes menyebut dengan adanya tambahan dana dari penawaran umum perdana saham diharapkan operasional NAIK bisa lebih efisien. Dengan potensi industri yang masih bertumbuh, diharapkan kinerja NAIK juga bisa melonjak.
"Kami memproyeksikan bisa meraup pendapatan sekitar Rp 190 miliar dan untuk laba bersih diharapkan bisa tumbuh sekitar 14%–15% untuk tahun ini," tuturnya.
Melansir prospektusnya, NAIK membukukan pendapatan sebesar Rp 124,46 miliar pada 2023. Jika NAIK membidik pendapatan Rp 190 miliar di 2024, maka pertumbuhan kinerjanya mencapai 52,65%.
Adapun NAIK sudah melayani puluhan pelanggan baik dari perusahaan swasta hingga Badan Usaha Milik Negara (BUMN), di antara PT PP Tbk (PTPP), PT Hutama Karya dan PT Adhi Karya Tbk (ADHI).
Baca Juga: Tahun Paling Sepi dari Hajatan IPO Bernilai Jumbo
Johannes bilang pihaknya juga aktif dalam pengembangan Ibu Kota Nusantara (IKN). Pada 2023, NAIK sudah menuntaskan pemasangan sistem proteksi kebakaran untuk Istana Presiden.
Tahun ini, NAIK juga mengerjakan sistem proteksi untuk kantor wakil presiden dan beberapa kantor pemerintah lainnya. Johannes tidak bisa memberikan secara rinci, tetapi nilai kontraknya bervariasi.
"Selain mengerjakan proyek-proyek yang sudah berjalan, kami juga sudah aktif mengikuti berbagai tender. Jadi kami proyeksikan, akan ada tambahan pendapatan seiring dengan tambahan proyek," tutur dia.
Sekretaris Perusahaan Adiwarna Anugerah Abadi Yana Maryanah menambahkan melalui IPO ini, NAIK berupaya untuk meningkatkan segmen pasar di high-end industry melalui kerjasama dengan berbagi konsultan di berbagai industri.
"Termasuk konsultan di industri oil and gas, kontraktor EPC (Engineering Procurement Construction) luar negeri yang mengerjakan proyek di Indonesia dan memperbanyak proyek EPC dengan nilai yang besar," jelasnya.
Dengan demikian, lanjut Yana, NAIK bisa ekspansi dalam jangka panjang sehingga memberikan nilai tambah bagi seluruh pemangku kepentingan yang telah berkontribusi mendukung pertumbuhan perusahaan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News