Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. PT Adhi Karya Tbk (ADHI) menargetkan bisa mengantongi kontrak proyek engineering procurement and construction (EPC) sekitar Rp 2,8 triliun. Target kontrak EPC ADHI tumbuh 86,6% year on year (yoy).
Tapi di kuartal I-2015, ADHI belum mengantongi kontrak dari proyek EPC. ADHI baru mengantongi kontrak baru Rp 2,5 triliun, sekitar 16,45% dari target Rp 15,2 triliun.
Realisasi kontrak baru tersebut bersumber dari lini bisnis konstruksi sekitar 89% dan sisanya lini bisnis lain. Hingga kuartal II-2015, ADHI menargetkan bisa merealisasikan setengah target kontrak anyar pada kuartal II 2015. Supardi, Direktur Keuangan ADHI mengatakan, ADHI berharap meraih kontrak anyar Rp 8,2 triliun atau 53,9% dari target hingga akhir tahun.
Pada tahun ini, perseroan tak akan terlalu ekspansif. Sebab masih ada gejolak ekonomi global. Meski begitu, emiten ini masih yakin bisa memenuhi target.
Apalagi, ADHI sejatinya telah memiliki proyek light rail transit (LRT). Proyek ini menelan investasi Rp 10 triliun. Sekitar Rp 6,8 triliun untuk investasi transportasi dan sisanya untuk properti pendukung. Untuk mendanainya, ADHI akan menggunakan dana rights issue yang akan digelar akhir Juni nanti. ADHI juga mengandalkan utang. Saat ini, ADHI tengah mendapatkan pinjaman dari China Development Bank untuk mendanai proyek LRT.
Pemerintah juga berkomitmen mengikuti aksi rights issue ADHI melalui penyertaan modal negara (PMN) Rp 1,4 triliun. "Mudah-mudahan proses beres di akhir April," ujar Supardi, Kamis (23/4). Kemarin, harga ADHI turun 1,14% di Rp 3.040.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News