kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.950   0,00   0,00%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Adaro Energy (ADRO) akan mengajukan perpanjangan kontrak tambang batubara


Jumat, 28 Agustus 2020 / 20:01 WIB
Adaro Energy (ADRO) akan mengajukan perpanjangan kontrak tambang batubara
ILUSTRASI. PT Adaro Energy Tbk (ADRO) tengah menyiapkan perpanjangan kontrak pertambangan


Reporter: Dityasa H. Forddanta | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Adaro Energy Tbk (ADRO) tengah menyiapkan perpanjangan kontrak pertambangan. Pasalnya, Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B) perusahaan ini bakal habis beberapa waktu mendatang.

Silvia Trianasari, Corporate Legal Counsel ADRO mengatakan, pihaknya tengah menyiapkan segala persyaratan terkait hal tersebut. "Jika disetujui nanti diberikan IUPK," kata Silvia, Jumat (28/8).

Dia belum memberikan detil kapan bakal mengajukan izin tersebut. Yang terang, perpanjangan kontrak bisa diajukan paling cepat lima tahun sebelum PKP2B berakhir.

Baca Juga: Produsen Batubara Siap Memangkas Produksi Guna Menopang Pemulihan Harga

Adapun waktu pengajuan paling lambat adalah satu tahun sebelum perjanjian berakhir. Jika disetujui maka status PKP2B akan berubah menjadi Izin Usaha Perambangan Khusus (IUPK). "Kalau sudah siap akan segera kami submit," imbuh Silvia.

Mengutip laporan keuangan perusahaan, ADRO mengantongi PKP2B melalui anak usahanya, Adaro Indonesia pada 1 Oktober 1992 dengan masa kontrak penambangan selama 30 tahun. Sehingga, izin ini akan berakhir pada 2022 mendatang.

Sembari menyiapkan persyaratan yang dibutuhkan, ADRO tetap fokus pada bisnis batubara yang juga sedang tidak bersahabat akibat pandemi Covid-19. Pandemi bahkan membuat perusahaan merevisi target kinerja keuangannya tahun ini.

Baca Juga: Adaro Energy (ADRO) pangkas target produksi, simak rekomendasi sahamnya

ADRO merevisi target EBITDA operasional tahun ini menjadi paling besar US$ 800 juta, turun 33% dibanding realisasi tahun lalu, US$ 1,2 miliar. 

Revisi tersebut tak lepas dari menyusutnya anggaran belanja modal atau capital expenditure (capex) tahun ini yang dikurangi menjadi US$ 200 juta-US$ 250 juta. Padahal, sebelumnya ADRO menyiapkan capex hingga US$ 400 juta untuk tahun ini.

"Tapi, revisi kami lakukan dengan sangat hati-hati tanpa mengorbankan produktivitas alat," terang Lie Luckman, Chief Financial Officer (CFO) ADRO pada kesempatan yang sama.

Meski begitu, kinerja operasional ADRO tetap menyesuaikan pemangkasan capex tersebut. Ini tercermin dari produksi batubara ADRO yang diperkirakan hanya mencapai 54 juta ton tahun ini, turun 6,94% dibanding realisasi tahun lalu, 58,03 juta ton batubara.

Baca Juga: Pasar Belum Kondusif, PT Adaro Energy Tbk (ADRO) Mengurangi Capex Jadi US$ 200 Juta

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×