Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Noverius Laoli
Bima bahkan menaksir saham AADI berpotensi naik hingga menyentuh level harga Rp 9.550 atau berpeluang tiga kali mengalami ARA.
"Lalu untuk pergerakan berikutnya akan menunggu hasil dari PUPS, apakah investor yang menebus PUPS langsung menjual atau mempertahankan sahamnya," kata Bima.
Catatan Bima, saat ini saham di sektor energi secara rata rata industri memiliki PE Ratio sekitar 6 kali. Sedangkan PE AADI saat listing hanya sekitar 2 kali. "Sehingga AADI dinilai murah oleh pelaku pasar," tandas Bima.
Baca Juga: Adaro Andalan (AADI) ARA Usai Melantai di Bursa, Harga Melonjak 19,82%
Head of Equity Research Kiwoom Sekuritas Indonesia, Sukarno Alatas turut memprediksi harga AADI masih berpotensi melanjutkan kenaikan. Namun, dia belum meraba sampai kapan tren kenaikan tersebut bisa bertahan.
Yang pasti, secara valuasi, Sukarno mengamini saham AADI masih tergolong undervalued. Hitungan Sukarno dengan menggabungkan beberapa rasio (PE, PBV, P/S), harga AADI berpotensi melaju ke Rp 11.500.
"Bisa trading selama masih dalam tren kenaikan. Jika mulai koreksi bisa wait & see. Setelah sinyal bullish kembali boleh trading buy atau hold," terang Sukarno.
Baca Juga: Adaro Andalan (AADI) Listing Hari ini (5/12), Ada Komitmen dari Boy Thohir
Sukarno mengingatkan, pelaku pasar perlu mencermati sentimen dan efek dari pelaksanaan PUPS. "Bisa sedikit menjadi pemberat nantinya karena PUPS ini akan share menjadi lebih banyak di publik. Maka pelaku pasar yang taking profit bisa menghambat kenaikan harganya," tandas Sukarno.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News