Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Langkah PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) untuk melepas bisnis batubara termal semakin dekat. ADRO membawa PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI) untuk melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI).
AADI memasuki masa penawaran awal (book building) dalam rangkaian aksi penawaran umum perdana saham alias Initial Public Offering (IPO). Periode book building berlangsung pada 12-18 November 2024.
Dalam IPO ini, AADI melepas sebanyak 778.689.200 (778,68 juta) saham, dengan nilai nominal Rp 3.125 per saham. Jumlah itu mewakili hingga 10% dari modal ditempatkan dan disetor AADI setelah IPO.
Dalam periode book building, AADI memasang harga pada rentang Rp 4.590 per saham-Rp 5.900 per saham. Dengan begitu, AADI berpotensi meraup dana sebanyak-banyaknya Rp 4,59 triliun.
Saham ADRO pun tampak terpapar aksi ini. ADRO bergerak di zona hijau sepanjang perdagangan Selasa (12/11), yang ditutup menguat 2,14% ke level Rp 3.820 per saham.
Baca Juga: Simak Jadwal IPO Adaro Andalan (AADI) Beserta Skema PUPS dari ADRO
Head of Equity Research Kiwoom Sekuritas Indonesia, Sukarno Alatas menilai IPO AADI punya prospek yang menarik. Sukarno menilai AADI memiliki kinerja yang cukup apik dengan valuasi yang tergolong murah, rasio Price to Earing (PE) 1,2 kali - 1,6 kali dan Price to Book Value (PBV) 0,77 kali - 0,97 kali.
Equity Research Analyst Panin Sekuritas Rizal Nur Rafly punya pandangan serupa, yang menilai valuasi AADI cukup menarik dengan PE sekitar 3 kali, lebih murah dari rata-rata industri. "Sehingga layak untuk menjadi opsi diversifikasi portofolio ke saham energi batubara," kata Rizal kepada Kontan.co.id, Selasa (12/11).
Meski begitu, Rizal mengingatkan pelepasan AADI ini bakal berdampak terhadap kinerja keuangan maupun pembagian dividen ADRO. Aksi ini berpotensi menurunkan bottom line dan Dividend Payout Ratio (DPR) ADRO pada tahun depan.
Rizal menyoroti potensi penurunan Earning per Share (EPS) akibat pelepasan AADI, yang akan membuat valuasi ADRO menjadi lebih mahal. Dengan menggunakan forward PE, Rizal memproyeksikan terjadi kenaikan PE ADRO dari level 4,9 kali saat ini menjadi sekitar 6 kali pada tahun depan.
Baca Juga: IPO AADI, ADRO Bisa Kantongi Rp 41,35 Triliun dari Divestasi Adaro Andalan Indonesia
Meski begitu, Rizal menilai saham ADRO masih layak dipertimbangkan dengan potensi pembagian dividen jumbo sebagai rangkaian dari divestasi AADI. Bagi investor jangka panjang, Rizal merekomendasikan hold saham ADRO.
Sukarno mengamini, ketika terjadi penurunan laba usai divestasi AADI, maka perhitungan PE ADRO nantinya akan lebih besar. "Meskipun lebih tinggi, valuasi ADRO masih menarik karena dengan harga saat ini masih diperdagangkan di PBV 1 kali," ujar Sukarno.
Sukarno melihat saham ADRO masih layak sebagai pilihan trading dengan target harga di level Rp 3.920. Namun, hati-hati jika berbalik turun, breakdown level Rp 3.730.
Praktisi Pasar Modal & Founder Warkop Saham, Raden Bagus Bima sebelumnya mengatakan bahwa Penawaran Umum oleh Pemegang Saham (PUPS) yang akan dilakukan oleh ADRO akan menjadi perhatian pelaku pasar. Bima pun menyarankan untuk mengakumulasi saham ADRO hingga proses IPO AADI selesai.
Seperti diketahui, IPO dan PUPS AADI merupakan rangkaian aksi divestasi ADRO pada segmen bisnis batubara termal. Merujuk keterbukaan informasi pada 16 Oktober 2024 lalu, Manajemen ADRO membeberkan proforma laporan keuangan 30 Juni 2024 untuk memberikan gambaran terkait dampak dari pelepasan AADI.
Baca Juga: Adaro Andalan Indonesia (AADI) IPO, Tawarkan Harga Rp 4.590 - Rp 5.900
Berdasarkan proforma laporan keuangan 30 Juni 2024, divestasi AAI menyebabkan penurunan pendapatan dan laba bersih usaha konsolidasian ADRO, masing-masing sebesar 65% dan 64%. Dengan kata lain, ADRO secara terkonsolidasi masih memiliki laba bersih dan pendapatan sekitar 35% dari pendapatan sebelum divestasi AADI.
Berdasarkan proforma tersebut, ketika AADI dilepas, ADRO secara konsolidasi masih memiliki total aset, pendapatan dan laba bersih masing-masing sebesar US$ 8,47 miliar, US$ 1,05 miliar dan US$ 321,01 juta. Nilai itu berasal dari bisnis ADRO di luar AADI.
"Perseroan secara terkonsolidasi masih tetap memiliki investasi di bidang pertambangan batubara metalurgi dan batuan, pengolahan mineral, energi, utilitas dan infrastruktur pendukung yang ditopang oleh sumber daya dan potensi yang dimilikinya," ungkap keterbukaan informasi tersebut.
Baca Juga: Lawatan Prabowo ke China, Beri Efek Positif bagi Saham Konglomerat di Sektor EBT
IPO dan PUPS AADI
Sebagai informasi, IPO AADI akan diikuti dengan PUPS yang digelar oleh ADRO. Satu hari bursa setelah AADI tercatat di BEI, dengan tunduk pada diperolehnya pernyataan efektif untuk PUPS, ADRO berencana untuk melakukan penawaran umum atas sebanyak-banyaknya 7.008.202.240 saham AADI yang dimiliki oleh ADRO.
Penawaran tersebut akan diberikan kepada seluruh pemegang saham ADRO yang namanya tercatat dalam daftar pemegang saham ADRO pada tanggal tertentu yang akan diumumkan pada prospektus PUPS.
ADRO akan menetapkan rasio yang berlaku untuk pemesanan saham AADI sesuai dengan kepemilikan para pemegang saham ADRO pada tanggal pencatatan PUPS yang akan diumumkan dalam prospektus PUPS.
Berikut jadwal IPO dari PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI):
- Masa penawaran awal: 12– 8 November 2024
- Perkiraan tanggal efektif: 26 November 2024
- Perkiraan masa penawaran umum: 29 November–3 Desember 2024
- Perkiraan tanggal penjatahan: 3 Desember 2024
- Perkiraan tanggal distribusi saham secara elektronik: 4 Desember 2024
- Perkiraan tanggal pencatatan pada BEI: 5 Desember 2024.
Selanjutnya: Diborong Prajogo Pangestu, Kapitalisasi Pasar BREN Kembali di Atas Rp 1.000 Triliun
Menarik Dibaca: Muncul Selulit dan 3 Tanda Utama Wajah Kekurangan Kolagen
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News