Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penyertaan modal negara (PMN) PT Adhi Karya Tbk (ADHI) akan menjadi katalis positif terhadap pergerakan harga sahamnya. Adhi Karya akan menerima suntikan dana melalui mekanisme penerbitan saham baru dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) mencapai Rp 3,87 triliun.
Analis BRI Danareksa Sekuritas Muhammad Naufal Yunas mengatakan, suntikan modal ini sangat penting bagi Adhi Karya. Sebab, hal tersebut untuk menjaga kepatuhan perjanjian utang dan juga untuk menyediakan modal kerja untuk menyelesaikan pembangunan infrastruktur yang telah dimenangkan.
"Dengan suntikan modal Rp 3,9 triliun, kami yakin gearing ratio akan normal tahun ini," ungkap Naufal dalam riset, Rabu (7/9).
Dengan penambahan modal, rasio utang terhadap ekuitas DER IBD ADHI hanya naik menjadi 1,32 kali dibandingkan tahun 2021 sekitar dengan DER IBD 1,08 kali. Apabila rights issue tidak digelar, DER IBD Adhi Karya bakal melonjak ke level 2,18 kali.
Baca Juga: Kinerja Semester I 2022 Bagus, Saham Perusahaan BUMN Apa Yang Masih Prospektif?
Naufal mengatakan, Adhi akan menggunakan dana PMN untuk membiayai pembangunan jalan tol Solo-Kulonprogo sebesar Rp 1,4 triliun, jalan tol Jogja-Bawen Rp 400 miliar, SPAM Karian-Serpong Rp 200 miliar. Sementara dana hasil rights issue dari masyarakat akan digunakan untuk membiayai proyek-proyek yang ada, serta rencana jalan tol layang JORR di mana Adhi Karya memiliki 10% saham, dengan nilai konstruksi yang diharapkan sebesar Rp 5 triliun.
Prospek ADHI juga didorong dari progres beberapa proyek besarnya, LRT Jabodebek senilai Rp 23,3 triliun, Tol Jogja - Bawen Rp 3,5 triliun, Tol Solo-Kulonprogo Rp 7,8 triliun, dan Tol Sigli - Jalan Tol Banda Aceh Rp 8,2 triliun.
Naufal memaparkan untuk LRT Jabodebek, progres konstruksi mencapai 92%. Selebihnya pembangunan stasiun dan pengujian kereta api dari Badan Usaha Milik Negara (PT KAI), sebagai pemilik proyek.
Dari nilai proyek konstruksi Rp 23,3 triliun, Adhi telah menerima pembayaran Rp 16 triliun atau hampir 70% dari nilai. Sisanya akan dibayarkan setelah LRT beroperasi, yang diharapkan pada akhir tahun ini hingga awal 2023.
Baca Juga: Intip Kesiapan Adhi Karya (ADHI) Usai Dapat Dua Proyek di IKN
Selanjutnya proyek Tol Sigli - Banda Aceh yang dibagi menjadi enam seksi, tiga di antaranya beroperasi. Kemajuan penyelesaian untuk setiap bagian berkisar antara 80%-90%. Dari nilai kontrak Rp 8,2 triliun, Adhi Karya telah menerima pembayaran sebesar Rp 5,4 triliun atau 66% dari kontrak.
Lalu, Tol Solo-Kulonprogo dan Jogja-Bawen dengan progres tol ini masih tahap awal. Sebesar 10% untuk Solo-Kulonprogo, sedangkan Jogja-Bawen masih dalam proses pembebasan lahan.
Berbagai faktor tersebut mendorong BRI Danareksa Sekuritas untuk mempertahankan rekomendasi beli saham ADHI dengan target harga Rp 1.600 per saham. Target harga tersebut juga telah mempertimbangkan penurunan proyeksi kinerja keuangan Adhi Karya tahun ini setelah laba bersih semester pertama 2022 di bawah proyeksi.
BRI Danareksa Sekuritas memperkirakan kenaikan laba bersih senilai Rp 59 miliar tahun 2022, dibandingkan periode sama tahun lalu Rp 55 miliar. Sedangkan laba bersih tahun 2023 diprediksi melesat menjadi Rp 271 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News