kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ada saham yang anjlok lebih dari 90% sejak awal tahun, ini penyebabnya


Rabu, 11 Desember 2019 / 20:46 WIB
Ada saham yang anjlok lebih dari 90% sejak awal tahun, ini penyebabnya
ILUSTRASI. Investor mengamati pergerakan saham jelang penutupan di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (3/12/2019). Ada beberapa saham yang harganya anjlok hingga 90% sejak awal tahun hingga sekarang (secara year-to-date/ytd)


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 0,06% ke level 6.180,10 pada perdagangan Rabu (11/12). Investor asing pun kabur dari pasar dengan mencatatkan net sell sebesar Rp 110,18 miliar.

Beberapa saham pun tercatat menjadi top losers alias saham yang harganya turun dalam pada hari ini. Saham PT Mas Murni Indonesia Tbk (MAMI) misalnya, merosot 34,71% ke level Rp 79 per saham.

Di urutan kedua, ada saham PT Repower Asia Indonesia Tbk (REAL) yang jatuh 24,65% ke level Rp 214 per saham.

Jika menilik lebih jauh ke belakang, ada beberapa saham yang harganya anjlok hingga 90% sejak awal tahun hingga sekarang (secara year-to-date/ytd).

Baca Juga: Melemah tipis 0,06% pada Rabu (11/12), begini prediksi IHSG untuk Kamis (12/12)

Sebut saja, saham PT Forza Land Indonesia Tbk (FORZ) yang secara ytd harganya telah anjlok hingga 94,57%. Pun begitu dengan saham PT Borneo Olah Sarana Sukses Tbk (BOSS) yang harga sahamnya tergerus 92,46%.

Harga saham emiten pelat merah PT Indofarma Tbk (INAF) juga telah merosot 92,37% sejak awal tahun.

Lantas, apa yang menyebabkan harga saham-saham ini terjun bebas sejak awal tahun?

Analis Panin Sekuritas William Hartanto menilai, bergugurannya saham-saham ini adalah akibat penyebaran (distribusi) secara besar-besaran.

Baca Juga: IHSG terkoreksi tipis 0,06% menutup perdagangan Rabu (11/12)

“Terjadi distribusi besar yang membuat saham-saham ini berjatuhan,” ujar William kepada Kontan.co.id, Rabu (11/12).

William tidak menampik bahwa kemungkinan besar saham-saham ini merupakan saham yang bepotensi untuk digoreng. ‘Bandar’ yang bertugas menggoreng kini berbalik menjual saham tersebut.

Presiden Direktur CSA Institute Aria Santoso menimpali, faktor fundamental emiten yang bersangkutan juga jadi penyebab saham-saham ini longsor.

“Bagi perusahaan yang tidak ada keuntungan atau pertumbuhannya, maka tidak heran menjadi kurang diminati investor,” terang Aria.

Baca Juga: Saham perbankan jadi biang penurunan indeks BUMN20, bagaimana rekomendasi analis?

Misalkan saja PT Pool Advista Indonesia Tbk (POOL) yang sahamnya anjlok 89,75% sejak awal tahun. Menilik laporan keuangan perseoran, POOL masih membukukan kerugian Rp 268,01 miliar pada kuartal III 2019. Kerugian ini membengkak dari kerugian pada kuartal III 2018 yang hanya Rp 75,58 miliar.

Selain itu, nilai wajar (fair value) dari beberapa saham-saham ini juga dianggap terlalu tinggi. Misalkan saja saham PT Pelat Timah Nusantara Tbk (NIKL). Aria mengatakan, saat awal tahun harga NIKL mampu menembus Rp 3.000-an per lembar. Nilai ini dianggap terlalu jauh dari nilai wajarnya.

Begitu pula dengan saham PT Alfa Energi Investama Tbk (FIRE) yang sempat menyentuh level Rp 11.000 per saham.

Baca Juga: Citigroup Sekuritas Indonesia: Tahun depan, IHSG berpeluang menembus level 7.000

“Jadi, secara alami para pelaku pasar kehilangan minat membeli. Harga menurun mendekati nilai yang lebih dekat dengan batas harga yang diterima oleh investor secara wajar,” kata Aria.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×