Reporter: Nur Qolbi | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Rabu (11/12) ditutup melemah tipis 0,06% ke level 6.180,10. Sebanyak 174 saham mencatatkan kenaikan, 223 turun, dan 160 saham stagnan. Terjadi 499.432 transaksi yang melibatkan 8,59 miliar saham senilai Rp 6,19 triliun.
Analis Indo Premier Sekuritas Mino mengatakan, meskipun ditutup melemah, perdagangan IHSG pada hari ini bervariasi. Pasalnya, pergerakan IHSG dipengaruhi sentimen positif maupun negatif.
"Sentimen positif berasal dari penguatan beberapa harga komoditas, seperti minyak mentah, nikel, dan timah," ucap Mino saat dihubungi Kontan.co.id, Rabu (11/12).
Baca Juga: Masih ada perusahaan yang akan IPO hingga akhir tahun, mana yang layak dikoleksi?
Di sisi lain, tekanan terhadap IHSG berasal dari jadwal pengenaan tarif baru atas impor China oleh Amerika Serikat (AS) yang semakin dekat, yakni pada 15 Desember 2019.
Sementara itu, analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana menjelaskan, koreksi IHSG pada hari ini terseret oleh pelemahan indeks Dow Jones. Sebagai informasi, indeks saham AS ini turun 0,10% ke 27.881,72 pada perdagangan Rabu (11/12).
"Koreksi pasar hari ini juga dipengaruhi oleh antisipasi pasar menjelang keputusan suku bunga The Fed," kata dia.
Untuk perdagangan Kamis (12/12), Herditya memprediksikan IHSG akan kembali bergerak cenderung melemah dengan support di level 6.160 dan resistance di 6.200.
Pelemahan ini masih dipengaruhi oleh sikap investor yang cenderung wait and see jelang keputusan suku bunga acuan bank sentral AS yang diprediksi akan turun lagi.
Baca Juga: Citigroup Sekuritas Indonesia: Tahun depan, IHSG berpeluang menembus level 7.000
Di sisi lain, Mino memprediksi IHSG akan menguat terbatas dengan support di 6.155 dan resistance di 6.210. Menurut dia, sentimen penguatan masih berasal dari penguatan harga komoditas serta mulai adanya aksi window dressing.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News