Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mengawali perdagangan pekan ini, rupiah berpeluang menguat pada perdagangan Senin (28/9). Pada Jumat (25/9), kurs rupiah di pasar spot ditutup di level Rp 14.873 per dolar Amerika Serikat (AS) atau menguat 0,12%. Walaupun demikian, rupiah dalam sepekan masih tercatat melemah 0,94%.
Pelemahan rupiah juga terjadi di kurs tengah Bank Indonesia (BI) sebesar 1,24% dalam sepekan. Kurs referensi Jisdor berada di Rp 14.951 per dolar AS pada Jumat (25/9).
Analis Global Kapital Investama Alwi Assegaf mengatakan rupiah sebenarnya berada dalam tekanan. Pasalnya para investor tengah menjauhi aset berisiko dan memilih dolar AS di tengah adanya gelombang kedua penyebaran virus corona di Eropa. Selain itu, data ekonomi AS terakhir menunjukkan ekonomi AS lebih baik dibanding Eropa.
"Pergerakan rupiah masih akan dipengaruhi oleh eksternal, antara lain debat perdana antara Trump dan Biden menjelang pemilu AS November. Kondisi ini bisa menimbulkan ketidakpastian di pasar, sehingga bisa mendorong permintaan safe haven. Namun, jika ada perkembangan positif seputar vaksin, juga bisa mengangkat aset berisiko," kata Alwi kepada Kontan.co.id, Minggu (27/9).
Baca Juga: Berikut proyeksi pergerakan kurs rupiah pada perdagangan Senin (28/9)
Dengan sentimen yang bervariasi ini, Alwi memperkirakan bisa membuat pergerakan rupiah cenderung flat pada perdagangan besok. Namun, jika melihat dari sisi teknikal terlihat ada pola shooting star di candlestick, setelah harga tertahan di resistance Rp 14.970.
"Jadi kemungkinan rupiah bisa menguat, didorong oleh kondisi dollar yang sudah overbought, bisa memicu aksi profit taking di dolar AS," tambah Alwi. Dia memproyeksikan rupiah akan berada pada rentang Rp 14.780 per dolar AS-Rp 14.900 per dolar AS.
Baca Juga: Miliaran rupiah klaim asuransi jiwa terkait Covid-19 telah dibayarkan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News