kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45892,72   -3,94   -0.44%
  • EMAS1.368.000 0,37%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ada Penurunan Daya Beli Rokok, Cermati Rekomendasi Saham GGRM, HMSP dan WIIM


Jumat, 17 Mei 2024 / 19:25 WIB
Ada Penurunan Daya Beli Rokok, Cermati Rekomendasi Saham GGRM, HMSP dan WIIM
ILUSTRASI. Etalase berbagai macam rokok ada gudang garam, djarum, sampoerna mild, dji sam soe di gerai Indomaret Jalan Juanda Jakarta Pusat (20/5).Pho KONTAN/Achmad Fauzie/20/5/2016


Reporter: Shifa Nur Fadila | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja emiten rokok PT Gudang Garam Tbk (GGRM) tercatat melesu pada kuartal I-2024. Hal itu tercermin pada penurunan laba GGRM yang signifikan. 

Melansir laporan keuangan pada laman Bursa Efek Indonesia (BEI), GGRM membukukan laba yang dapat diatribusikan kepada entitas induk pada kuartal I-2024 Rp 595,5 miliar. Angka tersebut merosot 69% jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2023 yaitu Rp 1,96 triliun.

Begitu juga dengan penjualan dan pendapatan usaha GGRM pada kuartal I-2024 mengalami penurunan. GGRM mencatat penjualan dan pendapatan usaha sebesar Rp 26,2 triliun atau turun 11,7% jika dibandingkan periode yang sama pada tahun 2023. 

Baca Juga: Laba Gudang Garam (GGRM) Anjlok 69% pada Kuartal I 2024

Turunnya pendapatan usaha GGRM juga diiringi dengan menurunnya beban pokok menjadi Rp 23,4 triliun. Sebelumnya pada periode yang sama di tahun 2023 beban pokok GGRM Rp 25,3 triliun. Sehingga laba bruto GGRM pada kuartal I 2024 in tercatat sebesar Rp 2,7 trilun atau turun 37,2%.

Sedangkan laba usaha juga turun menjadi Rp 981,90 miliar dari sebelumnya Rp2,65 triliun. Kemudian laba sebelum pajak turun menjadi Rp 791,24 miliar dari sebelumnya Rp2,49 triliun pada periode yang sama di tahun 2023.

Selanjutnya total asset GGRM pada tiga bulan pertama di tahun 2024 ini Rp 93,2 triliun naik tipis 0,8% dari sebelumnya Rp 92,4 triliun. Kemudian jumlah liabilitas GGRM juga naik 0,9% menjadi 31,8 triliun. Begitu juga dengan jumlah ekuitas yang naik menjadi Rp 61,4 triliun. 

Hal serupa juga dialami PT Wismilak Inti Makmur Tbk (WIIM) yang catat penurunan laba bersih pada kuartal I 2024. Melansir laporan keuangan pada laman Bursa Efek Indonesia (BEI), WIIM mengantongi laba sebesar Rp 90,5 miliar. Angka tersebut turun 18,3% jika dibandingkan pada periode yang sama di tahun 2023 yaitu Rp 110,8 miliar. 

Baca Juga: Kinerja Gudang Garam (GGRM) Diproyeksi Positif Kendati Tertekan Cukai Rokok

Begitu juga dengan penjualan neto WIIM pada kuartal I 2024 ini menurun. Pada tiga bulan pertama di ahun 2024 WIIM mnecatat penjualan neto Rp 1,05 triliun atau turun 10,2% jika dibandingkan periode yang sama pada 2023 yaitu Rp 1,17 triliun. 

Beban pokok WIIM juga turun sebesar 10,3% menjadi 800,1 miliar di kuartal I 2024. Sehingga laba bruto WIIM pada kiartla pertama tahun ini sebesar Rp 257,5 miliar atau turun 7,4% jika dibandingkan periode yang sama pada tahun 2023. 

Selanjutnya pada total asset WIIM mencatat pertumbuhan ebesar 4,6% menjadi 2,69 triliun pada kuartal I 2024. Begitu juga dengan total liabilitas an otal ekuitas WIIM yang juga meniongkat, masing-masing menjadi Rp 761,0 miliar dan Rp 1,93 triliun. 

Berbeda dengan PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) yang berhasil mencatat kinerja positif pada Kuartal I 2024. Hal itu tercermin pada perolehan laba yang mencapai Rp 2,2 triliun.  

Baca Juga: Laba Bersih HM Sampoerna (HMSP) Melonjak 28,03% Jadi Rp 8,09 Triliun

Melansir pada laporan keuangan yang dirilis di laman Bursa Efek Indonesia, Kamis (25/4) HMSP mencatat laba yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk pada kuartal I 2024 ini sebesar Rp 2,2 triliun atau meningkat 4,7% jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2023 yaitu Rp 2,1 triliun.

 

Begitu juga dengan penjualan bersih pada kuartal I 2024 ini sebesar Rp 29,1 triliun. Angka tersebut menigkat 8,1% jika dibandingkan periode yang sama pada tahun 2023 sebesar Rp 26,9 triliun.

Meski begitu, kenaikan penjualan HMSP ini juga turut diikuti dengan naiknya beban pokok penjualan sebesar 9,9% menjadi Rp 24,3 triliun. Pada periode yang sama di tahun 2023, HMSP mencatat beban pokok penjualan sebesar Rp 22,1 triliun.

Sedangkan jumlah aset HMSP juga meningkat tipis menjadi Rp 55,8 triliun dari sebelumnya Rp 55,3 triliun. Lalu untuk total liabilitas HMSP pada kuartal I 2024 ini berada di angka Rp 23,6 triliun dan total ekuitas sebesar Rp 32,1 triliun. 

Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Abdul Azis Setyo Wibowo melihat secara kinerja penjualan GGRM dan WIIM masih di bawah ekspektasi. Menurutnya penjualan pada GGRM dan WIIM mengalami penurunan karena adanya penurunan penjualan segmen SKM. Penurunan pada penjualan membuat laba bersih turun dalam pada GGRM dan WIIM. 

"Sedangkan pada HMSP kinerja sesuai dengan proyeksi kami baik kinerja penjualan dan laba bersih," jelas Azis pada Kontan, Jumat (17/5).

Azis mengatakan kinerja HMSP untuk ke depannya masih menarik. Hal itu terlihat dari di tengah menurunnya penjualan SKM pada GGRM dan WIIM, HMSP justru mencatat kenaikan pada segmen SKM.

Meski begitu, Azis menilai masih melemahnya penjualan pada GGRM dan WIIM ini mengindikasikan adanya pelemahan daya beli masyarakat pada rokok. Terlebih ke depannya akan ada kenaikan cukai berpotensi juga menaikan harga jual.

Baca Juga: Kenaikan Cukai Hasil Tembakau Mulai Berlaku, Simak Rekomendasi Saham HMSP, GGRM, WIIM

"Sehingga hal ini akan membuat masyarakat lebih memilih rokok murah yang artianya adanya pelemahan daya beli masyarakat," ujarnya. 

Sedangkan Senior Investment Information Mirae Aset Sekuritas Indonesia, Nafan Aji Gusta melihat kinerja emiten rokok masih sustainable. Terutama HMSP yang menurutnya menunjukan kinerja yang relatif membaik dan relatif stabil. 

"HMSP masih menunjukan relatif pertumbuhan pada kinerja top line hingga bottom line," ucap Nafan. 

Selain itu, meski GGRM menunjukannya adanya penurunan kinerja pada kuartal I 2024, Nafan mengatakan GGRM masih akan terus berkembang. Hal itu karena saat ini GGRM tengah mengembangankan bisnis ke bidang infrastruktur seperti pembangunan bandara dan jalan tol.

"Hal itu sebagai upaya untuk meningkatkan sustainability sekaligus meningkatkan kepercayaan para investor," jelasnya.

Baca Juga: Cukai Rokok Naik Lagi Tahun Depan, Kinerja Emiten Rokok Masih Bisa Tumbuh?

Mengenai saham emiten rokok, Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana  secara teknikal merekomendasikan untuk trading buy pada PT Gudang Garam Tbk (GGRM) dengan target Harga Rp 19.725 - 20.000, trading buy PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) dengan target Harga Rp 810-835 dan spec buy pada PT Wismilak Inti Makmur Tbk (WIIM dengan target Harga Rp 1.200 - 1.260. 

Sedangkan Azis merekomendasikan untuk trading buy pada saham PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) dengan target Harga Rp 810-850. 

Selanjutnya: Pemerintah Terbitkan Aturan Baru untuk Atasi Penumpukan 26.000 Kontainer di Pelabuhan

Menarik Dibaca: Cuaca Mayoritas Banten Besok Sabtu (18/5) Cerah Berawan, Daerah Ini Berpotensi Hujan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×