Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak kembali memanas seiring meningkatnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah.
Berdasarkan Trading Economics, harga minyak WTI naik 1,39% ke US$ 62,89 per barel pada Rabu (21/5) pukul 19.36 WIB. Minyak Brent juga naik 1,13% ke US$ 66,12 per barel.
Kenaikan harga minyak usai muncul laporan bahwa Israel berencana menyerang situs nuklir Iran. Lalu, Iran dapat membalas dengan menutup Selat Hormuz yang secara strategis penting, rute ekspor utama minyak dan bahan bakar dari produsen utama Teluk termasuk Arab Saudi, Kuwait, Irak, dan UEA.
Baca Juga: Harga Minyak Menguat 1,5%, Israel Dikabarkan Bakal Serang Fasilitas Nuklir Iran
Analis Doo Financial Futures, Lukman Leong menuturkan di tengah tekanan sentimen pasokan dan permintaan, hanya ketidakpastian geopolitik di Timur Tengah yang bisa mendukung harga minyak dunia. "Apabila eskalasi berlanjut, paling tidak hal ini bisa memberikan dukungan minimal US$ 10 dolar," ujarnya kepada Kontan.co.id, Rabu (21/5).
Namun dalam jangka panjang, harga minyak dunia masih dalam tekanan. Lukman menuturkan, secara fundamental permintaan dan pasokan, di luar konflik, idealnya minyak masih akan menuju US$ 50 - US$55 per barel di akhir tahun 2025.
"Apabila eskalasi, harga minyak dunia bisa ke US$ 70 per barel dan harga US$ 50 - US$ 55 per barel kemungkinan akan mundur ke 2026 atau apabila terjadi deeskalasi," imbuhnya.
Selanjutnya: Reshuffle Kabinet Singapura: Wong Pilih Stabilitas di Tengah Ketidakpastian Global
Menarik Dibaca: Kasus Covid-19 Meningkat di Beberapa Negara Asia, Kemenkes Imbau Masyarakat Waspada
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News