Reporter: Nur Qolbi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Platform jual beli dan investasi aset kripto Reku turut menyukseskan gelaran Indonesia Bitcoin Conference 2023 di Sanur, Bali pada 26-27 Oktober 2023. Acara ini mengupas perkembangan bitcoin dan teknologinya, peran bitcoin sebagai sarana investasi dan infrastruktur keuangan global, serta kontribusinya dalam membuka perjalanan investasi aset kripto secara keseluruhan.
Chief Operating Officer Reku Jesse Choi mengatakan, dukungan Reku sebagai sponsor utama dalam Indonesia Bitcoin Conference 2023 merupakan bagian dari komitmen Reku untuk terus mendorong perkembangan teknologi blockchain dan aset kripto di Indonesia. Pasalnya, pertumbuhan pengguna kripto sangat pesat dan merangkul berbagai generasi hingga telah mencapai 320 juta pengguna pada 2022.
"Alhasil, kolaborasi antara para pelaku industri di Indonesia Bitcoin Conference diperlukan untuk saling berbagi gagasan dan ide demi meningkatkan ekosistem dan adopsi aset kripto yang berkelanjutan,” kata Jesse dalam keterangan tertulisnya, Jumat (27/10).
Lebih lanjut, gelaran Indonesia Bitcoin Conference juga mengeksplorasi potensi bitcoin dan teknologi blockchain di berbagai sektor. Ia percaya teknologi Bitcoin membuka peluang nyata bagi inovasi di berbagai sektor.
Baca Juga: Tiga Calon Pedagang Aset Fisik Kripto Ada di Pipeline Anggota Bursa Kripto
Bukan hanya keuangan dan investasi, namun juga energi terbarukan, transportasi, agrikultur, dan pariwisata yang juga berpotensi meningkatkan perekonomian baik secara lokal di Bali dan nasional.
Pada kesempatan yang sama, Pendiri Twitter sekaligus Chairman Block Inch Jack Dorsey mengungkapkan keyakinannya bahwa adopsi Bitcoin akan terus bertumbuh.
“Penggunaan Bitcoin akan terus berkembang. Seperti NOSTR, di mana saya yakin bahwa teknologi dan komunitas bitcoin telah membuat perkembangan untuk terus berlanjut,” ungkap Dorsey.
Menurutnya, meski sebagian besar negara-negara Barat menggunakan bitcoin karena keperluan pembayaran dan investasi, bitcoin juga akan menjadi kebutuhan bagi orang-orang di belahan bumi Selatan. Sebut saja Kosta Rika, Argentina, Nigeria, Kenya, dan negara-negara lain yang mengalami hiperinflasi.
Senada dengan Dorsey, Mantan Menteri Perdagangan Gita Wirjawan menegaskan optimismenya terhadap peluang teknologi blockchain untuk transaksi non-ekonomi di Indonesia. Gita menggambarkan teknologi blockchain seperti laut yang sangat luas dengan peluang-peluang yang luar biasa.
Menurut Gita, banyak hal-hal non-ekonomi yang sangat melekat dengan kepentingan Indonesia ke depannya, seperti biodiversitas. Indonesia bisa memberdayakan sistem atau teknologi blockchain agar biodiversitas negara ini bisa lebih diakui oleh kita sendiri atau komunitas internasional.
"Yang lainnya adalah kredit sosial, budaya, spiritual, dan politik. Setiap cabangnya banyak yang bisa memberdayakan teknologi blockchain agar setiap orang dari Sabang sampai Merauke bisa diakui kapasitas dan kapabilitasnya,” ucap Gita.
Gita juga memproyeksi ke depannya adopsi Bitcoin akan semakin tinggi. Peningkatan adopsi bitcoin di atas 100% per tahun dalam 14 tahun terakhir. Menurutnya, ini sangat menjanjikan dan tidak ada tanda bahwa bitcoin akan slow down.
Baca Juga: Harga Bitcoin Sentuh Level Tertinggi dalam 18 Bulan, Ini Pendorongnya
Acara ini pun disambut baik oleh regulator aset kripto yang diwakili oleh Tirta Karma Senjaya selaku Kepala Biro Pembinaan dan Pengembangan Pasar, Bappebti. Tirta menekankan peran aset kripto sebagai alternatif diversifikasi instrumen investasi bagi masyarakat.
Ia menyoroti peran unik bitcoin sebagai aset kripto yang pasokannya terbatas.
“Saat ini suplai bitcoin tersisa 2 jutaan yang bisa di-mining. Harganya tentu saja terus naik dan yang perlu diperhatikan adalah halving 2024. Biasanya satu tahun setelah halving ini akan terjadi harga penyesuaian yang baru," tutur Tirta.
Namun, masyarakat harus memperhatikan aset kripto apa saja yang layak untuk diinvestasikan serta harus investasi di exchanger atau trading platform yang terdaftar di Bappebti. Saat ini, ada 501 aset kripto yang terdaftar di Bappebti. Masyarakat bisa memilih dan bisa juga melihat pendapat para pengamat aset kripto.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News