Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ramainya agenda Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) menjadi penanda pesta pembagian dividen kembali meriah. Sejumlah emiten big caps dan tergolong saham blue chips juga siap menebar dividen kepada para pemegang sahamnya.
Sekadar contoh, ada PT United Tractors Tbk (UNTR) yang akan membagikan dividen Rp 5,7 triliun, setara Rp 1.569 per saham. Secara total, anak usaha PT Astra International Tbk (ASII) ini membagi dividen sebesar Rp 2.270 per saham atau Rp 8,2 triliun dari laba bersih tahun 2023.
Jumlah itu yang sudah termasuk dividen interim Rp 701 per saham atau Rp 2,5 triliun yang telah dibayarkan pada 24 Oktober 2023. Masih dari Grup Astra, ada PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) yang akan menebar dividen final Rp 165 per saham.
Baca Juga: HM Sampoerna (HMSP) akan Tebar Dividen Rp 8,06 Triliun, Setara Rp 69,3 per Saham
Sebelumnya, AALI sudah membagi dividen interim Rp 82 per saham, sehingga total dividen dari laba tahun buku 2023 sebesar Rp 247 per saham. Kemudian, PT Astra Graphia Tbk (ASGR) yang membagikan dividen Rp 47 per saham, terdiri dari dividen interim pada 24 Oktober 2023 sebesar Rp 13 per saham dan dividen yang akan dibayar bulan depan sebesar Rp 34 per saham.
Selain emiten dari Grup Astra tersebut, PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) akan membagi dividen dengan porsi yang terbilang jumbo. HMSP akan membagi dividen Rp 8,06 triliun atau Rp 69,3 per saham. Rasio pembayaran dividen HMSP mencapai 99,6% dari laba bersih 2023.
Head of Equity Research Kiwoom Sekuritas Indonesia Sukarno Alatas menilai porsi dan rasio pembagian dividen emiten sejauh ini terbilang wajar dan relatif sesuai ekspektasi. Menurut dia, besaran dividen cukup mencerminkan kinerja laba bersih yang diraih pada tahun buku 2023.
Baca Juga: Kinerja Astra International Diprediksi Tumbuh, Simak Rekomendasi Saham ASII
Certified Elliott Wave Analyst Master Kanaka Hita Solvera Daniel Agustinus menambahkan, dalam membagi dividen, emiten turut mempertimbangkan posisi kas dan fundamental keuangan agar tetap sehat. Apalagi bagi emiten yang perlu kecukupan dana dalam menggelar ekspansi.
Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengamini hal tersebut. Kata dia, emiten juga perlu memastikan terpenuhinya kebutuhan dana untuk belanja modal dan persiapan investasi saat ada peluang.
Dia lantas menyoroti penurunan pembagian dividen UNTR. Meski turun, Nico menilai dividen yield UNTR yang ada di level 6,29% masih cukup menarik. "Dividen itu bonus, sehingga tergantung dari hasil RUPST dan tujuan business plan berikutnya," ujar Nico kepada Kontan.co.id, Rabu (24/4).
Baca Juga: Kinerja Astra International Masih Melaju, Cek Rekomendasi Saham ASII Berikut Ini
Branch Manager Jasa Utama Capital, Joy Stefano menerangkan bahwa performa sektor industri juga bisa menjadi sinyal bagi pembagian dividen. Contohnya emiten perbankan yang bisa memberikan dividen menarik sejalan dengan pertumbuhan kinerja tahun 2023.
Berbeda dari emiten berbasis komoditas khususnya pertambangan, yang mengalami penurunan kinerja, sehingga besaran dividen ikut menyusut. "Tetapi saya kira masih di dalam tahap wajar. Harga komoditas pun mulai mengalami kenaikan lagi," ujar Joy.
Rekomendasi Saham
Daniel menilai harga saham sebelumnya cenderung sudah priced in, sehingga pengumuman dividen hanya akan menjadi sentimen jangka pendek. Menurut dia, sentimen eksternal seperti efek konflik geopolitik, pelemahan kurs rupiah dan kebijakan suku bunga saat ini lebih dominan sebagai sentimen di pasar saham.
Sementara itu, Head of Research Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan menyoroti pergerakan harga saham yang sudah lebih dulu didorong oleh ekspektasi. Sehingga ketika sudah ada pengumuman resmi, harga saham justru berpotensi bergerak pada fase pullback.
Valdy mengingatkan, dividen sejatinya merupakan return yang diharapkan dari investasi jangka panjang. "Jadi strategi trading spesifik sebetulnya tidak ada. Kecenderungan harga naik pada saat cum date dan turun di ex date juga tidak selalu terjadi," kata Valdy.
Baca Juga: Laba Melesat hingga Kuartal III, Intip Rekomendasi Saham JSMR Berikut Ini
Head of Proprietary Investment Mirae Asset Sekuritas Indonesia Handiman Soetoyo turut mengingatkan supaya pelaku pasar mesti berhati-hati. Menjadi dividend hunter untuk jangka pendek akan rawan terkena dividend trap.
"Sepertinya sebagian pelaku pasar agak terlena dengan tingginya dividen tahun lalu sehingga agak kecewa ketika dividen tahun ini lebih rendah dari ekspektasi," ungkap Handiman.
Menurut Handiman, saham di perbankan middle maupun big caps, multi finance, dan consumer non-siklikal menarik dicermati. Sebagai strategi investasi, Joy menyarankan untuk menghindari terlebih dulu saham yang sensitif terhadap nilai tukar dolar.
Baca Juga: Laba Naik 10,11% hingga Kuartal III, Simak Rekomendasi Saham ASII Berikut Ini
Sedangkan Sukarno menilai saham HMSP menarik untuk pilihan trading buy menjelang cum date, dan saham UNTR juga layak sebagai pilihan jangka pendek. Sementara Nico menjagokan UNTR dengan target jangka panjang di level harga Rp 27.500 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News